[PORTAL-ISLAM.ID] "Saya tidak hadir pada saat peristiwa Anies disoraki di Istana Bogor maka saya tidak mengetahui jenis sorakan tersebut. Sorakan yang melecehkan atau memuja.
Namun andaikata ternyata sorakan terhadap Anies tergolong jenis sorakan yang melecehkan maka saya pribadi sangat berterima kasih kepada para pesorak yang seirama-senada dengan pe-walk out ketika Gubernur Anies pidato atas permintaan panitia perayaan 90 tahun Kolese Kanisius.
Mereka telah berkenan memberikan contoh nyata perilaku memalukan akibat tidak tahu malu.
Contoh-contoh perilaku memalukan akibat tidak tahu malu itu sangat berharga demi melengkapi isi buku Malumologi yang sedang saya susun," demikian komentar Jaya Suprana, budayawan dan Pendiri Museum Rekor Indonesia, seperti dilansir RMOL, Sabtu (16/6/2018).
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wagub DKI Jakarta Sandiaga Uno mengikuti acara open house Idul Fitri Presiden Joko Widodo. Keduanya tiba di Istana Bogor, Jumat 15 Juni 2018 sekitar pukul 10.00 WIB.
Namun, saat akan menaiki tangga Istana Bogor, Anies dan Sandi disoraki sejumlah pihak. Teriakan 'huuu' sempat meramaikan suasana.
Namun Subhanallah... menanggapi cemoohan dan teriakan huuuuu, Anies membalas dengan senyuman dan bahkan langsung menyalami pihak yang menyorakinya.
BERIKUT VIDEO DETIK-DETIK ANIES DISORAKI... DAN SIKAP MULAI ANIES MEMBALAS DG SENYUMAN DAN SALAMAN...
Resepsi Kahiyang= disorakin— Eko Widodo (@ekowBoy) 15 Juni 2018
Diundang Kanisius= WO masal
Persija Juara= dicegah ke podium
Diundang ke Istana= disorakin
Memenuhi undangan serta memuliakan tamu hukumnya wajib, meskipun tau akan dipermalukan Anies tetap datang & tak ada dendam dimatanya
PEMIMPIN BESAR TELAH LAHIR
Nyorakin Tamu undangan dikediaman keluarga sendiri itu Kegoblokan keluarga/Tuan Rumah yg Hakiki = mempermalukan diri,keluarga besar dan Tuan Rumah , sekalipun dia musuhmu jika datang sbg tamu Hargai & Hormati, *perang bersenjata saja ada Etika dan aturannya *sue— Ⓜ️iss Tweet (@HeraLoebs) 15 Juni 2018