Catatan Pilpres Turki
Oleh: Hasmi Bakhtiar
(Pengamat Internasional, Lille)
Pemilu Turki kali ini bisa disebut pemilu terbesar di Eropa. Partisipasi rakyat Turki sampai 90%.
Pemilu paling dinanti. Barat dan Timur tegang menunggu hasil. Banyak usaha yang ingin menjungkalkan Erdogan tapi kecintaan rakyat Turki terhadap demokrasi mereka begitu kuat. Erdogan terpilih sebagai presiden Turki sampai 2023. Alhamdulillah.
Dengan pemilu cuma satu putaran dan koalisi AKP menguasai lebih dari 300 kursi di parlemen (AKP 293 + MHP 49 = 342 kursi, atau 57%) dari jumlah total 600 maka Pemerintah Turki akan benar-benar tampil beda dan lebih percaya diri terutama dalam politik LN dan khususnya Kawasan.
Ekonomi dan keamanan dalam negeri akan menjadi PR utama bagi Erdogan, tapi politik LN Turki selalu menarik.
Kenapa? Karena kalau Erdogan udah "tengil" di luar, biasanya dia akan dihajar di dalam negeri. Contohnya kasus melemahnya ekonomi Turki kemaren sebelum Pemilu, itu dihajar Amrik gegara "tengilnya" Erdogan terutama terkait Paletstina.
Issue Palestina, Suriah dan Kawasan ga akan bisa naik (menjadi perhatian dunia) jika gak ada Turki di sana. Sudah lama posisi Riyadh digantikan Ankara, hanya setelah hasil Pemilu ini Riyadh bahkan Abu Dhabi akan semakin tenggelam. Nama mereka akan muncul sebagai 'tukang pukul' Barat palingan.
Dengan menguasai mayoritas parlemen maka dalam negeri akan relatif stabil dan di saat itu Erdogan akan dengan tenang tampil di panggung internasional. Serangan itu pasti akan terus ada hanya bedanya saat ini Erdogan lebih siap dari sebelumnya.
"Shofqotil qorn" (Persekongkolan mengubah Palestina) yang sedang dijalankan Israel-Saudi-UEA-Mesir akan menjadi ujian pertama Turki pasca terpilihnya Erdogan. Poros Ankara-Doha+Iran vs poros Tel Aviv-Riyadh akan kembali memanas.
Makanya Hamas langsung ngucapin tahni'ah (selamat) ke Erdogan tadi, karena kalau sampai Erdogan kalah maka dukungan dunia terhadap Palestina akan melemah. Gw ga bilang presiden negara muslim lain lemah, tapi itulah faktanya.
Hamas sangat lega, karena untuk menghadang kekuatan Israel-Saudi-UEA-Mesir mereka akan kewalahan kalau sendirian. Sampai Erdogan kalah mereka mau minta bantuan siapa? Iran pun sedang keteteran.
Begitu juga Qatar, sangat lega dengan kemenangan Erdogan. Shiekh Tamim sudah lengser saat ini seandainya pas kudeta yang dilakukan Saudi cs tentara Turki ga gerak cepat ke Qatar. Apalagi hingga saat ini Saudi cs masih nunggu moment ngehajar Qatar, Erdogan yang jadi pelindung Tamim.
Belum lagi Tunisia. Usaha kudeta beberapa waktu lalu yang dibiayai Abu Dhabi juga berhasil digagalkan. Kemana Tunisia nyari kawan? Lagi-lagi Ankara jadi tujuan. Begitu juga yang dialami Somalia dll.
Makanya kemenangan AKP dan Erdogan hari ini adalah kemenangan dunia Islam khususnya di Kawasan. Dan sekaligus kekalahan musuh-musuh Islam yang berambut pirang maupun bersurban. Mereka menangis dengan kemenangan ini.
Jika kita bicara Amerika. Turki adalah pintu utama politik Amrik di Kawasan. Bukan saja karena alasan geografis tapi juga politik Turki yang sangat kuat di era Erdogan. Bersama NATO dan nama besar Turki Amrik ingin mengontrol Kawasan dan Arab.
Jangankan sampai dibantu Turki, cukup dengan Turky diam saja maka Amrik akan bebas ngacak-ngacak Arab. Itu sebabnya Amrik paling benci Erdogan yang selalu "ngeyel" kalau udah terkait hak-hak umat Islam, tapi bagaimanapun Amrik ga bisa gerak tanpa Turky. Kenapa?
Karena posisi Saudi yang sebelumnya kuat sudah melemah dengan naiknya Salman dan anaknya. Negara-negara Arab sekarang udah ga percaya Saudi, Amrik juga udah ga yakin dengan janji-janji manis Saudi.
Eropa lebih parah, jangan dulu bicara pengaruh di Kawasan, keamanan dalam Eropa aja ga stabil tanpa Turki. Itu sebabnya Eropa ingin Turki dipimpin oleh sosok yang lemah minimal mau membebek.
Turki adalah pintu gerbang Arab ke Eropa. Tanpa Turki Eropa seperti telanjang. Semua konflik timteng akan bebas masuk Eropa jika Turki biarkan.
Sayangnya Erdogan paham itu. Erdogan paham seperti apa butuhnya Eropa kepada Turki. Erdogan bilang: kalau Eropa ga mau pengungsi masuk Eropa ikut nyari solusi dong. Sampai sekarang Eropa masih punya utang ke Turki belum dibayar.
Seandainya Erdogan kalah maka Eropa akan sangat bahagia. Turki akan dijadikan camp pengungsian raksasa dan tanpa harus bayar mahal. Sayangnya Erdogan menang. Semua jadi rumit. Mulai dari politik, Ekonomi sampai keamanan Eropa harus kembali berhitung.
Apalagi Erdogan paling ngotot kalau udah ada muslim yang didzalimi di Eropa. Tau kenapa sampai sekarang Turki belum juga masuk UE? Dukungan Erdogan terhadap Islam ini salah satu faktor terkuat.
Jadi paham kan kenapa dunia Islam malam ini bergembira sedangkan Barat menangis dengan kemenangan AKP dan Erdogan? Kita syukuri kemenangan ini dan ambil ibrohnya.
Ibroh terbaik adalah menjadikan kemenangan Erdogan dan AKP di Turki sebagai motivasi dan "mursyid" untuk kemenangan kita dalam peperangan ke depan. Bahkan dalam kekalahan pun ada ibroh, sungguh sayang jika kemenangan ini kita lewatkan tanpa ibroh apa-apa.
(Dari twit @hasmi_bakhtiar 24 Juni 2018)