[PORTAL-ISLAM.ID] Tak ada yang menduga bahwa kematian perawat cantik Razan al-Najjar akan dimanipulasi dengan sedemikian rendahnya oleh tentara Israel.
Melalui sebuah unggahan video pada akun twitter resmi mereka, Israel Defence Force (pasukan pertahanan Israel) mengedit pernyataan Razan dan memfitnah bahwa Razan adalah seseorang yang diumpankan oleh pasukan HAMAS sebagai perisai manusia.
Hamas' use of human shields must stop. pic.twitter.com/jHayih3wNq— IDF (@IDFSpokesperson) June 7, 2018
Unggahan ini langsung dibantah oleh Batya Ungar-Sargon, seorang editor dari media Yahudi Amerika "The Forward". Batya dengan tegas mengatakan bahwa tentara Israel telah mengedit pernyataan viral Razan sebelum kematian menjemputnya. Batya pun menggarisbawahi pernyataan Razan yang SESUNGGUHNYA.
Menurut Batya, unggahan video yang dilakukan akun tentara Israel tersebut merupakan perbuatan sangat tercela.
This video is a despicable desecration of the dead. @IDFSpokesperson edited a video of the murdered medic Razan al-Najjar to say "I am a human shield," when what Razan ACTUALLY says is, "I'm here as a rescuing human shield to protect and save the wounded at the frontlines." https://t.co/t7ek4sdS07— Batya Ungar-Sargon (@bungarsargon) June 7, 2018
Tak berhenti sampai di situ. Batya pun mengunggah video asli pernyataan Razan.
Here is the original: https://t.co/HHLjRHbiM2 (h/t @AliAbunimah). This editing of the video to make Razan sound like a tool of Hamas rather than a heroic woman breaking barriers and tending the wounded is doubly insidious given the "Pallywood" meme that the IDF loves.— Batya Ungar-Sargon (@bungarsargon) June 7, 2018
Razan, seorang perawat yang bekerja secara sukarela untuk Palestinian Medical Relief Society (PMRS) bertugas di area yang hanya beberapa ratus meter dari rumah keluarganya memang telah menyentuh warga dunia.
Razan ditembak saat sedang lari menuju pagar perbatasan di dekat Khan Younis, Gaza, 1 Juni 2018. Dia sedang berusaha menolong korban yang terluka.
Mengenakan baju putih, seragam paramedis, Razan mengangkat tangannya tinggi-tinggi dengan sangat jelas, tapi tentara Israel tetap menembak Razan. Tembakan itu menembus dari dada hingga punggung dan menyebabkan Razan jatuh tersungkur dan tewas.
Mustafa Barghouti, Presiden PMRS, menjelaskan bahwa Razan ditembak di dada, meskipun dia jelas-jelas mengenakan rompi putih berlambang bulan sabit dan palang merah, dan lambang PMRS yang menandakan bahwa dia bagian tim medis.
Dalam perang, petugas medis adalah salah seorang yang tidak boleh dilukai apalagi ditembak sampai mati. Oleh karena itu, kematian Razan pun menyentak dan membuat dunia mengutuk kekejian Israel.