Di Mata Barat, Erdogan adalah Diktator
Barat memang buta kalau melihat Pemimpin yang Tak Mau jadi Kacungnya, bahkan Berani Menentangnya.
"Diktator" tapi rela kehilangan kekuasaannya setahun setengah demi pemilu dipercepat.
"Diktator" tapi memiliki 5 pesaing dalam pilpres.
"Diktator" tapi menyapa rakyatnya tiga kali sehari di tempat yang berbeda di seantero Turki.
"Diktator" itu pagi di timur dan sore di barat bertemu rakyatnya di seantero Turki.
"Dikator" itu bekerja 20 jam sehari
Namun walau demikian sang "Diktator" tersebut tidak memenangkan 99% suara dalam pilpres.
Pada Pilpres 2014, Erdogan menang 'hanya' meraih suara 51,79%.
Pada Pilpres 24 Juni 2018 ini, Erdogan kalaupun menang, diprediksi kisaran 51-55%.
Diktator itu As-Sisi, menang Pilpres 97%. Sebelumnya meraih kekuasaan dengan Kudeta. Tapi karena nurut dengan Barat, maka aman, disayang, gak direcokin media-media Barat.
"ديكتاتور" يتخلى عن عام ونصف من سلطته ويدعو لانتخابات مبكرة— Hamze Tekin (@Hamze_Tekin) 23 Juni 2018
"ديكتاتور" ينافسه 5 مرشحين
"ديكتاتور" كل يوم يسافر 3 مرات للقاء المواطنين بمختلف مناطق تركيا
"ديكتاتور" صباحا يكون في شرقي تركيا ومساء في غربيها
"ديكتاتور" يعمل كل يوم 20 ساعة
ورغم كل ذلك لن تكون حصته 99% من الأصوات pic.twitter.com/sskVOpvl9g
Diktator itu berhasil membawa ekonomi Turky dari posisi 116 ke posisisi 17 di dunia. Diktator itu berhasil menghidupkan industri dalam negeri sehingga ketergantungan terhadap Barat berkurang. Inilah diktator versi Barat. Yah semua yg tidak tunduk terhadap asing adalah diktator. https://t.co/eEtOfqqRBO
— Hasmi Bakhtiar (@hasmi_bakhtiar) 24 Juni 2018