[PORTAL-ISLAM.ID] PDIP rontok di Pilkada Serentak 2018 yang digelar hari Rabu 27 Juni 2018 kemarin. Salah satu kekalahan PDIP adalah di Pilgub Jawa Timur.
PDIP menanggapi kekalahan cagub dan cawagubnya yang diusung di Pilgub Jawa Timur. Menurut politikus PDIP Aria Bima, kekalahan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Puti Guntur Soekarno karena adanya dukungan dari Partai Gerindra dan PKS.
“Posisi kalah kita di Jawa Timur salah satunya karena Gerindra dan PKS mendukung Gus Ipul, salah satunya, ya. Ini analisis politik ya, belum tentu benar. Jadi saya berfikir selisih 3 persen 47 ke 53 ini ada unsur resistensi PKS dan Gerindra di Jawa Timur. Apakah itu benar atau tidak saya tidak perlu selidiki benar,” kata Aria Bima saat dihubungi kumparan, Kamis (28/5).
Menurut Aria, hal itu menandakan bahwa pasangan kepala daerah yang diusung oleh Gerindra dan PKS banyak yang tidak meraih kemenangan. Artinya, kata dia, istilah ganti presiden di 2019 yang coba digerakkan menjadi mesin politik bagi Gerindra dan PKS tidak berjalan efektif.
“Hampir seluruh pilgub yang didukung Gerindra-PKS banyak yang pada posisi tidak menang secara nasional. Saya nggak melihat sukses ganti presiden ini cukup efektif sebagai mesin penggerak dukungan terhadap calon-calon lawan,” ujar anggota DPR Fraksi PDIP itu.
(Aria Bima)
Berdasarkan hasil hitung cepat (quick count) LSI dengan 100 persen data hasil Pilgub Jatim, pasangan Khofifah-Emil Dardak memperoleh suara 54,29 persen. Sedangkan pesaingnya, Gus Ipul-Puti mendapatkan suara 45,71 persen.
Khofifah-Emil Dardak diusung oleh Partai Demokrat, Golkar, PPP, PAN, Nasdem, Hanura.
Sedangkan Gus Ipul-Puti diusung PDIP, PKB, PKS, dan Gerindra.
Sumber: Kumparan