[PORTAL-ISLAM.ID]
Mengagumkan, kreativitas para pendukung Jokowi dalam perjuangan melawan slogan “#2019 Ganti Presiden” yang dibuat oleh para bukan pendukung Jokowi.
Kreatif
Para pendukung Jokowi kreatif membuat slogan melawan “#2019 Ganti Presiden” dengan hanya mengubah angka tahun 19 menjadi 24 saja sehingga menjadi “#2024 Ganti Presiden”.
Sebagai peneliti humor dan penggagas Humorologi, saya menghargai kreativitas para pendukung dan bukan pendukung Jokowi berhasil bersama melakukan adu pendapat dengan adu slogan politik secara cantik bertabur humor kelas langitan sebagai pertanda kecerdasan serta peradaban adiluhur.
Di sisi lain mereka yang beradu pendapat secara Kemanusiaan Adil dan Beradab itu membuktikan kemauan serta kemampuan menghayati dan mewujudkan sukma demokrasi sejati yaitu saling beda pendapat dengan bukan saling benci namun saling menghormati dan saling menghargai terhadap sesama warga Indonesia. Aku bangga menjadi warga Indonesia!
Kamsia
Setelah pada 23 Mei 2018 delapan warga Indonesia di rumah makan Oei, Chandra Naya Jakarta sepakat memaklumatkan pernyataan mendukung gerakan “#2019 Ganti Presiden” dengan slogan “Kamsia Jokowi” mendadak ada sekelompok (tidak semua) warga jaringan maya melakukan serangan hujat terhadap sang penggagas “Kamsia Jokowi” yaitu Lieus Sungkharisma.
Ternyata serangan hujat bukan hanya dihantamkan ke Lieus Sungkharisma saja namun juga ke anak perempuan dan anak lelaki Lieus yang sama sekali tidak hadir pada pertemuan rumah makan Oei dan sama sekali tidak tahu menahu apalagi mendukung gerakan “Kamsia Jokowi “.
Kreativitas
Di dalam hujatan yang dilengkapi pas foto kedua anak Lieus, sang penghujat bahkan tega hati memfitnah kedua insan tak berdosa itu adalah anak-anak haram hasil hubungan gelap Lieus dengan pembantunya.
Angkara murka kreativitas fitnah keji semacam itu bukan cuma biadab tetapi juga memalukan sebab secara pengecut sang pemfitnah berlindung di balik nama samaran medsos.
Namun ternyata ada saja segelintir (tidak semua) oknum netizen malah memuji angkara murka kreativitas fitnah keji sang pengecut dengan alasan bahwa Lieus memang layak dihujat.
Andaikata Lieus memang layak dihujat , lalu apakah sertamerta kedua anaknya juga layak dihujat?
Maka mohon dimaafkan bahwa akibat gagal paham tentang ada sesama warga Indonesia tega kreatif bikin fitnah sekeji itu, saya bergabung ke barisan Taufik Ismail untuk mengaku bahwa “Aku malu menjadi warga Indonesia!”
Penulis: Jaya Suprana