[PORTAL-ISLAM.ID] Dunia dikejutkan dengan hasil pemilihan umum di Malaysia, karena sebelumnya mayoritas pengamat MASIH menjagokan kemenangan Koalisi Partai Penguasa (Barisan Nasional) dengan selisih tipis.
AKAN TETAPI, rupanya rakyat Malaysia memiliki preferensi lain, sehingga mayoritas pemilih memenangkan Koalisi Partai Oposisi (Pakatan Harapan) yang dipimpin Mahathir Mohamad DAN MENUMBANGKAN Koalisi Partai Yang Berkuasa selama 60 tahun terakhir (bahkan Dr. Mahathir Mohamad pernah menjadi pimpinan partai dari Koalisi Barisan Nasional - UMNO dan menjadi Perdana Menteri yang diusung oleh Barisan Nasional).
ADAPUN YANG MENARIK ADALAH .... ADA KEMIRIPAN! (namanya mirip itu tidak berarti sama persis lho ya... jangan baper ! ), ANTARA KEADAAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI MALAYSIA DENGAN INDONESIA, MENJELANG BERLANGSUNGNYA PEMILIHAN UMUM yang hingga pada akhirnya menumbangkan Pemerintahan Berkuasa.
Kemiripan Fakta itu adalah sebagai berikut:
1. MAHALNYA HARGA-HARGA BARANG KEBUTUHAN POKOK
Kalau di Malaysia, Kebijakan Pajak (Goods and Services Tax) dituding sebagai penyebab utama naiknya harga barang kebutuhan pokok.
👉 SEMENTARA untuk Indonesia kenaikan Harga-Harga Bahan Pokok dan Makin Mahalnya Biaya Hidup (listrik, transport dll.), “isu yang mendominasi” adalah karena pencabutan Subsidi BBM dan Kebijakan Tata Niaga Pemerintah yang tidak efektif (contoh beras, garam, daging dll.)
2. KURANGNYA LAPANGAN KERJA dan INVESTASI ASING DARI CHINA
Isu Ketenagakerjaan dan Investasi China di Malaysia, menjadi salah satu topik krusial nan hangat di Malaysia. Baca ini:
Jika Menang Pemilu, Mahathir Akan Evaluasi Investasi China di Malaysia
https://internasional.kompas.com/read/2018/04/09/22003681/jika-menang-pemilu-mahathir-akan-evaluasi-investasi-china-di-malaysia
Mahathir Mohamad Murka Proton Dibeli Perusahaan China
https://autotekno.sindonews.com/read/1208262/120/mahathir-mohamad-murka-proton-dibeli-perusahaan-china-1495785962
👉 Mirip dengan di Malaysia, Investasi dari China yang melonjak pesat selama Pemerintahan Joko Widodo dengan pola turnkey project banyak mendapat sorotan.
LIPI: TKA China Masuk RI, Tapi Ditolak India dan Eropa
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4011121/lipi-tka-china-masuk-ri-tapi-ditolak-india-dan-eropa
Adapun terkait Lapangan Pekerjaan, meski Pemerintah Jokowi memamerkan bahwa penyerapan tenaga kerja melonjak pesat, TETAPI BILA dilihat lebih detil lapangan kerja yang ada, itu BUKANLAH akibat dorongan kebijakan pemerintah, karena lonjakan yang terjadi adalah pada sektor sektor jasa kemasyarakatan, sosial, dan perorangan, yang jumlahnya mencapai 1,09 Juta Orang!
Sektor ini meliputi pekerjaan seperti asisten rumah tangga, tukang pangkas rambut, pedagang asongan, (SEKALI LAGI) TERCIPTA BUKAN KARENA DORONGAN / DUKUNGAN KEBIJAKAN PEMERINTAH!
Menurut Ekonom INDEF, ternyata penyerapan Tenaga Kerja sektor transportasi yang bagus, rata-rata ada kenaikan 160 ribu orang per tahun dan jika ditotal mungkin ada 1,9 juta driver online transport hingga saat ini.
SILAHKAN BACA link-link berikut ini :
Pertumbuhan Ekonomi Tak Sepadan dengan Jumlah Lapangan Kerja
https://www.cnbcindonesia.com/news/20180214172245-4-4427/pertumbuhan-ekonomi-tak-sepadan-dengan-jumlah-lapangan-kerja
Penyerapan Tenaga Kerja di Era Jokowi Belum Maksimal
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3493222/penyerapan-tenaga-kerja-di-era-jokowi-belum-maksimal
Indef: Penciptaan Lapangan Kerja di Era Jokowi-JK Masih Belum Maksimal
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/02/20/141000726/indef--penciptaan-lapangan-kerja-di-era-jokowi-jk-masih-belum-maksimal
3. SKANDAL KORUPSI
Untuk Malaysia, isu skandal korupsi langsung mengarah kepada pribadi Perdana Menteri Najib Razak dan kroni-kroninya, yaitu yang dikenal dengan “Skandal 1MDB” (1 Malaysia Development Berhad), yaitu ada dugaan kuat triliunan rupiah uang rakyat yang dikelola pemerintah raib dan dibagi-bagi ke sejumlah petinggi koalisi partai penguasa.
👉 Untuk Indonesia, kemiripannya adalah PADA perilaku koruptif yang melekat kepada OKNUM-OKNUM dari kader partai. DAN silahkan baca serta simpulkan sendiri dari link berikut, partai-partai mana yang perilaku kadernya paling koruptif (dari partai koalisi penguasa atau koalisi oposisi ??? :) )
Daftar Parpol dengan Kader Terbanyak Diciduk KPK
https://news.detik.com/infografis/d-3665720/daftar-parpol-dengan-kader-terbanyak-diciduk-kpk
4. DOMINANNYA FIGUR-FIGUR TUA PADA PERPOLITIKAN NASIONAL
Dr. Mahathir akan berusia 93 tahun pada Juli 2018 ini dan praktis akan menjadi pemimpin tertua di dunia setelah mengalahkan Najib yang berusia 64 tahun dalam pemilu yang diikuti oleh sebagian besar pemilih muda.
PERTANYAAN YANG SAMA DENGAN INDONESIA, MEMANG TIDAK ADA TOKOH MUDA MALAYSIA BERPRESTASI ‘KOK MASIH SAJA MENGANDALKAN JAGO TUA ? :D
👉 Dan untuk Indonesia, yang menghiasi Blantika Topik Perpolitikan Nasional adalah MASIHLAH Tokoh-Tokoh Tua, seperti Megawati, Jusuf Kalla, Amien Rais, Prabowo, SBY, AM Hendropriyono, Luhut Panjaitan, Surya Paloh hingga berikutnya ke yang lebih muda adalah Jokowi.
Artinya Faktor Umur TERNYATA TIDAK SIGNIFIKAN BERPENGARUH pada Generasi Milenial dengan contoh studi kasus di Malaysia (meski banyak juga terjadi golput).
KESIMPULAN
Dengan kemiripan-kemiripan yang ada di atas, MUNGKINKAH HAL YANG SAMA (tumbangnya pihak penguasa) JUGA AKAN TERJADI PADA SUKSESI KEPEMIMPINAN RI 2019 ???
Silahkan untuk menarik batas keyakinan sendiri ...
HANYA SAJA, ada satu fakta unik yang perlu saya tekankan di penghujung tulisan ini yaitu:
DI MALAYSIA, KOALISI OPOSISI BISA MEMENANGKAN PEMILU OLEH KARENA TOKOH-TOKOHNYA BISA BERDAMAI (SETIDAKNYA MENGABAIKAN, MESKI BISA JADI SEMENTARA) DARI KONFLIK-KONFLIK DI MASA LALU!
Untuk diketahui saja, bahwa Dr. Mahathir kali ini berkoalisi dengan Anwar Ibrahim yang pernah dijebloskan ke sel penjara pada 1999 lalu. Mereka berdamai dan bersatu. Pernyataan yang popular dari Nurul Izzah Anwar (puteri Anwar Ibrahim) adalah: “Pemilu ini bukanlah tentang keluarganya, tapi tentang Malaysia, tentang (kepentingan) para pemilihnya!”
Partai Koalisi Oposisi yang menjadi Pemenang Pemilu Malaysia adalah: Partai Pribumi Bersatu Malaysia (yang dibentuk dan dipimpin Mahathir), Partai Keadilan Rakyat (yang dibentuk Anwar Ibrahim dan dipimpian istirnya Wan Azizah), Democratic Action Party (yang berbasis komunitas Cina, tapi mereka lebih pro M), Partai Amanah dan Partai Warisan Sabah. Mereka tergabung dalam PAKATAN HARAPAN.
Tambahan catatan dari Pak Saididu (mantan Stafsus MenESDM): "Dukungan Partai berbasis etnis China kepada Dr. Mahathir di Malaysia menunjukkan bahwa nasionalisme Malaysia mereka lebih utama daripada mendukung rezim yang lebih dukung “kerjasama” dari China tapi potensial mengancam kedaulatan negaranya."
Dukungan Partai berbasis etnis China kepada Dr. Mahathir di Malaysia menunjukkan bhw nasionalisme Malaysia mereka lbh utama daripada mendukung rezim yg lebih dukung “kerjasama” dari China tapi potensial mengancam kedaulatan negaranya— Muhammad Said Didu (@saididu) 10 Mei 2018
(by Tara Palasara)