[PORTAL-ISLAM.ID] Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno membatalkan wacana salat tarawih akbar yang akan dilaksanakan di Monumen Nasional, pada 26 Mei 2016 mendatang. Hal itu dilakukan terkait saran dari para ulama agar melaksanakan buka puasa dan tarawih di Masjid Istiqlal.
“Jadi tadi kami sudah meng-update bersama Pak Gubernur. Pak Gubernur sampaikan bahwa tentunya kami harus mengikuti apa yang diinginkan oleh para ulama dan tadi sudah kami koordinasikan juga dengan teman-teman NU, Muhammadiyah di MUI,” kata Sandiaga di Kantor Pusat Indosat, Senin, 21 Mei 2018.
Setelah dipertimbangkan, Sandiaga akan mengikuti saran dari ulama. Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Masjid Istiqlal untuk bisa berbuka puasa dan tarawih di masjid tersebut.
Sandiaga menegaskan, tarawih akan tetap dilaksanakan namun lokasi masih dikondisikan. Para ulama menyampaikan bahwa lebih banyak manfaat untuk salat tarawih di masjid.
“Lebih banyak mudaratnya untuk salat tarawih di lapangan terbuka seperti itu,” kata Sandiaga.
Semula, Sandiaga menyebutkan rencana tarawih akbar di Monas merupakan ide dari berbagai sumber, termasuk beberapa ustaz. Mereka menilai ada rasa kebersamaan tersendiri bila digelar di Monas.
Saat ditanyakan siapa saja ustaz tersebut, Sandiaga hanya tersenyum.
“Dan banyak usulan ustaz-ustaz yang muda. Ini sangat instagramable gitu. Mempersatukan dan sangat instagramable. Tapi tentunya ini sudah masuk ke ranah fiqih (hukum Islam),” kata Sandiaga.
Koordinasi terus dilakukan lewat Kepala Biro Pendidikan Mental dan Spiritual.
Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 186 Tahun 2017 tentang Pengelolaan Kawasan Monumen Nasional memperbolehkan kegiatan tersebut. Jika niat ini terlaksana, hal ini merupakan pertama kalinya gelaran tarawih akbar di Monas. Namun, sejumlah organisasi Islam dan para ulama memberi masukan mengenai hal tersebut, sehingga akhirnya Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno membatalkan wacana salat tarawih akbar yang akan dilaksanakan di Monumen Nasional, pada 26 Mei 2016 mendatang.
Sumber: VIVA