[PORTAL-ISLAM.ID]Kota Semarang tertinggi kasus kekerasan pada perempuan.
Berdasarkan data yang masuk Ada sebanyak 352 kasus kekerasan terhadap perempuan di Jawa Tengah (Jateng). Selain itu, sebanyak 704 perempuan menjadi korban selama tahun 2017 ini.
Data tersebut diungkapkan Organisasi non pemerintah (NGO), Legal Resource Center untuk Keadilan Jender Dan Hak Asasi Manusia (LRC -KJHAM).
Fakta yang lebih mengejutkannya adalah Kota Semarang berada di posisi teratas, disusul Magelang, dan Kendal.
Yang jadi pertanyaan, selama 5 tahun ini adakah upaya pemerintah Jawa Tengah dalam menyikapi masalah tindak kekerasan pada perempuan?
Bahkan dalam Data BKKBN Jawa Tengah tahun tahun sebelumnya menyebutkan, di Kota Semarang selama kurun 2013 tercatat 215 kasus KDRT, disusul Kabupaten Demak 16 kasus, dan Kota Salatiga 15 kasus.
Sepanjang caturwulan pertama tahun 2016 ada 40 kasus Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) di Kabupaten Semarang.
Dan sepanjang tahun 2015 lalu ada 159 kasus serupa. Ini harus mendapat perhatian serius.
Cawagub Jateng mbak Ida Fauziyah mengatakan juga Jateng darurat kekerasan terhadap perempuan.
Berdasarkan data Solidaritas Perempuan untuk Kemanusiaan dan Hak Asasi Manusia Jawa Tengah sampai Oktober 2017 terjadi kasus kekerasan terhadap perempuan sebanyak 1.303 kasus, 523 kasus kekerasan seksual, dan 496 kasus kekerasan fisik.
Angka itu menunjukkan, bahwa Jateng darurat kekerasan terhadap perempuan. Menurut mbak Ida, yang diperlukan tidak hanya tindakan kuratif, tapi juga dibutuhkan tindakan pencegahan agar perempuan untuk terhindar dari kekerasan.
Dalam waktu 5 tahun ini nyaris tidak ada upaya serius dari pemerintah Jawa Tengah dalam menangani kasus kekerasan yang kerap terjadi pada perempuan.
Catatan yang muncul dari tahun ke tahun justru menunjukkan kelemahan pemerintah Jawa Tengah dalam menangani kasus kekerasan pada perempuan.
Kasus kekerasan pada perempuan penyebab utamanya adalah dari kemiskinan.
Kemiskinan ini menjadi perhatian serius yang harus ditangani. Sebab kemiskinan memunculkan berbagai masalah lain terutama pendidikan dan kesehatan.
Kasus ini menjadi PR berat bagi Cagub dan Cawagub yang akan memimpin Jawa Tengah.
Penulis: Nuke Dewidy