[PORTAL-ISLAM.ID] Penyerbuan kantor media Radar Bogor yang dilakukan oleh massa kader PDI P menuai kecaman berbagai pihak.
Penyerbuan yang diikuti pemukulan dan perusakan kantor Radar Bogor itu kabarnya disebabkan adanya berita yang dianggap merugikan mencemarkan nama Ketua Umum PDI P Megawati.
Cara tak elok yang ditempuh PDI P untuk memprotes pemberitaan media ini berbanding terbalik dengan cara elegan yang ditempuh 2 partai lain, yakni Partai Demokrat dan PKS.
Ketua MPR Hidayat Nurwahid menjelaskan, PKS pun pernah menjadi korban media bernama "Bogor Today". Namun PKS memilih jalan terhormat dengan mendatangi baik-baik media tersebut dan berdiskusi.
Ini salahsatu gaya PKS yg tak anarkhi, saat koreksi salahsatu media di Bogor yg semula bikin headline fitnah. Didatangi baik2, diajak diskusi, disampaikn bukti2, hingga akhirnya, mrk akui salah, minta maaf&bikin headline baru yg mengkoreksi fitnah lama. Jangan diulangi lagi ya! https://t.co/FCP3ifFRJO— Hidayat Nur Wahid (@hnurwahid) May 31, 2018
Selain PKS, Partai Demokrat pun menempuh jalur hukum untuk memperkarakan Media Indonesia yang pemberitaannya dinilai tidak berdasarkan fakta dan merugikan Partai Demokrat.
Kontras dgn yg kami lakukan! Semoga publik dan media menjadi lebih terbuka matanya. Kalau cara² @PDemokrat lah yg harusnya ditempuh dlm menyikapi berita yg merugikan. Ajukan gugatan ke @dewanpers! Bukan menggeruduk. Itu salurannya. #HidupPersIndonesiahttps://t.co/ZGWHsQ8WNV— JANSEN SITINDAON (@jansen_jsp) May 31, 2018
Diungkap oleh Jansen Sitindaon, Ketua DPP Partai Demokrat, menggeruduk memang lebih mudah ketimbang menyusun gugatan secara tertib.
Berat memang nyusun gugatan, nyiapkan dalil dan bukti ke persidangan @dewanpers. Belum lagi sidang berbulan dan belum tentu menang lagi. Jadi memang lebih enak main geruduk aja. 😀— JANSEN SITINDAON (@jansen_jsp) May 31, 2018
Tapi langkah kami @PDemokrat lah yg tepat menyikapi berita media yg merugikan. #HidupPersIndonesia https://t.co/YKZv0zngIw
Cara-cara tak beradab sudah dipertontonkan oleh PDI P. Yakinkah ingin bangsa ini kembali dipimpin oleh kader PDI P?