[PORTAL-ISLAM.ID] Pemilihan Presiden Turki akan digelar pada hari Minggu 24 Juni 2018 atau sepekan setelah Idul Fitri 1439.
Pilpres Turki ini dimajukan setahun lebih yang semestinya pada Agustus 2019. Hal ini terkait hasil referendum Turki 2017 dimana disetujui sistem kenegaraan Turki berubah dari Sistem Parlementer menjadi Sistem Presidensiil.
Seperti dilansir kantor berita Turki Anadolu Agency, pada hari Minggu (13/5/2018) kemarin, KPU Turki secara resmi telah mengumunkan ada enam Capres yang akan berlaga di Pilpres 2018.
Enam Capres Turki ini mewakili hampir semua spektrum aliran politik Turki, dari Islam konservatif, Islam modernis, kelompok kanan, kiri, sampai Kurdi.
Enam capres Turki dalam urutan abjad adalah: Dogu Perincek, Meral Aksener, Muharrem Ince, Recep Tayyip Erdogan, Selahattin Demirtas dan Temel Karamollaoglu.
"KPU Turki umumkan capres yang akan bertanding di pilpres 24 Juni nanti. 5 calon penentang Erdogan ada yang dari Islamis, Kanan, Kiri bahkan pendukung Gulen (tokoh yang disebut dalang kudeta -red). Semua diberi ruang tanpa ada penjegalan. Begitulah Demokrasi yang dipahami Turki di bawah kepemimpinan Erdogan," ujar pengamat internasional dari Univ. Lille, Hasmi Bakhtiar, melalui akun twitternya.
Berikut sekilas Profil Capres Turki di Pilpres 2018:
1. Doğu Perinçek adalah seorang politikus dan pengacara Turki yang telah menjadi ketua Partai Patriotik nasionalis sayap kiri (Turki: Vatan Partisi) sejak 2015.
2. Meral Akşener adalah seorang politisi Turki. Dia pernah menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri (1996-1997) dan menjadi wakil ketua Parlemen. Pada 2016, ia memimpin sekelompok oposisi dalam Partai Gerakan Nasionalis melawan pemimpinnya Devlet Bahçeli. Sekarang dia menjabat Ketua Umum İyi Party (Good Party).
3. Muharrem İnce adalah seorang politisi Turki. Dia terpilih empat kali berturut-turut sebagai anggota parlemen pada tahun 2002, 2007, 2011 dan 2015 dari Partai Rakyat Republik (CHP). Pada 4 Mei 2018, İnce secara resmi diumumkan sebagai kandidat presiden CHP dalam pemilihan presiden 2018. CHP adalah partai oposisi terbesar Turki.
4. Recep Tayyip Erdogan. Presiden Turki saat ini. Juga Ketua Umum Partai AKP. Pada Pilpres 2018 ini Erdogan dimajukan oleh koalisi Aliansi Rakyat (People's Alliance/The Cumhur İttifakı) yang terdiri dari dua partai: AKP dan Partai Nasionalis MHP.
5. Selahattin Demirtaş adalah seorang politisi Turki keturunan Kurdi, anggota parlemen Turki sejak 2007. Dia adalah wakil pimpinan partai sayap-kiri pro-Kurdi (HDP).
6. Temel Karamollaoğlu adalah politisi Turki yang saat ini menjadi pemimpin Partai Felicity (Partai Saadat) sejak 2016. Partai Felicity (Turki: Saadet Partisi) adalah partai politik Islamis Turki yang didirikan pada tahun 2001. Hal ini terutama didukung oleh Muslim konservatif di Turki.
Didirikan pada 20 Juli 2001 setelah Partai Kebajikan (FP) dilarang oleh Mahkamah Konstitusi. Sementara sayap reformis partai membentuk Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), kelompok garis keras mendirikan Partai Felicity. Partai Felicity ini didirikan oleh Necmettin Erbakan yang dikenal sebagai Gurunya Erdogan.
Saadet Partisi adalah partai kecil yang tidak lolos Parlemen.
Referensi: https://en.wikipedia.org/wiki/Turkish_general_election,_2018
KPU Turky umumkan capres yang akan bertanding di pilpres 24 Juni nanti. 5 calon penentang Erdogan ada yang dari Islamis, Kanan, Kiri bahkan pendukung Gulen. Semua diberi ruang tanpa ada penjegalan. Begitulah Demokrasi yang dipahami Turky di bawah kepemimpinan Erdogan.— Hasmi Bakhtiar (@hasmi_bakhtiar) 13 Mei 2018
Jumat kemaren kelas gw kedatangan salah seorang pakar politik Timteng. Beliau prof di salah satu kampus ternama di Inggris. Kata doi: untuk saat ini sangat sulit menghentikan laju Erdogan, yang bisa dilakukan lawan Erdogan adalah mematikan bibit2 Erdogan baru. https://t.co/LeNgYqD7Li
— Hasmi Bakhtiar (@hasmi_bakhtiar) 13 Mei 2018
Setelah pemaparan doi, gw ngambil kesimpulan: untuk saat ini belum ada kekuatan politik yang bisa menandingi Erdogan di Turky, tapi AKP punya tugas yang sangat berat bagaimana bibit2 seperti Erdogan tumbuh subur di tubuh AKP. Itu pekerjaan lebih sulit dibanding bikin partai baru.
— Hasmi Bakhtiar (@hasmi_bakhtiar) 13 Mei 2018
Satu rahasia Erdogan yang bikin dia awet yaitu gerak dan langkahnya selalu konstitusional, bahkan dalam menghabisi para pengkudeta sekalipun. Saat ini UE sedang menunggu, sekali saja Erdogan keserimpet langsung dikandangin.
— Hasmi Bakhtiar (@hasmi_bakhtiar) 13 Mei 2018