(Pendiri dan Pimpinan Partai Ennahda Syekh Rached Ghannouchi (راشد الغنوشي Rāshid al-Ghannūshī)
[PORTAL-ISLAM.ID] Partai Ennahda (حزب حركة النهضة/ An-Nahdhah) memenangkan pemilihan lokal setelah mendapatkan 27,5 persen suara, demikian disiarkan lembaga penyiaran yang dikelola negara, Minggu (6/5/2018).
Pemilu lokal digelar pada hari Minggu 6 Mei 2018. Proses pemungutan suara berakhir pada jam 6 sore. (1700GMT) dengan jumlah partisipasi pemilih rendah.
Menurut hasil tidak resmi, partai Nidaa Tounes, partai politik terbesar kedua dengan 55 deputi di parlemen, menduduki peringkat kedua dalam pemilihan dengan perolehan 22,5 persen suara.
Petinggi Ennahda Lotfi Zitoun mengatakan: "Hasil ini adalah hadiah untuk Ennahda yang toleran dan demokratis yang baru ... Ennahda yang mencari konsensus."
Komisi Pemilihan Tinggi mengumumkan tiga jam sebelum akhir proses pemungutan suara bahwa pemilih hanya 21 persen.
Dikatakan 1.089.360 dari 5.369.000 pemilih yang terdaftar telah memberikan suara mereka pada jam 3 sore. (1400GMT).
Hasil resmi diharapkan akan diumumkan pada 9 Mei.
Tunisia telah dipuji sebagai satu-satunya keberhasilan demokrasi negara yang berhasil dari Arab Spring, karena menggulingkan otokrat lama Zine El Abidine Ben Ali tanpa memicu kekerasan besar.
Pemilihan lokal dilihat sebagai langkah berikutnya dalam proses transisi demokrasi di negara ini setelah pemberontakan rakyat yang menggulingkan otokrat lama Zine El Abidine Ben Ali pada Januari 2011.
Menurut angka yang dikeluarkan oleh badan pemilihan, ada 2.747 kandidat, termasuk 860 independen, dari 55 partai politik yang berjalan dalam pemilihan lokal.
Partai Ennahda pimpinan Syekh Rached Ghannouchi (راشد الغنوشي Rāshid al-Ghannūshī) yang selama ini dikenal partai IM-Tunsia, telah bertransformasi dari Partai Islam menjadi partai umum, memisahkan urusan agama dengan politik. Transformasi ini meniru AKP di Turki.
(Baca: Muktamar ke-10, An-Nahdah Tunisia Tinggalkan Label 'Parpol Islam')
Sumber: Daily Sabah, Wikipedia
[PORTAL-ISLAM.ID] Partai Ennahda (حزب حركة النهضة/ An-Nahdhah) memenangkan pemilihan lokal setelah mendapatkan 27,5 persen suara, demikian disiarkan lembaga penyiaran yang dikelola negara, Minggu (6/5/2018).
Pemilu lokal digelar pada hari Minggu 6 Mei 2018. Proses pemungutan suara berakhir pada jam 6 sore. (1700GMT) dengan jumlah partisipasi pemilih rendah.
Menurut hasil tidak resmi, partai Nidaa Tounes, partai politik terbesar kedua dengan 55 deputi di parlemen, menduduki peringkat kedua dalam pemilihan dengan perolehan 22,5 persen suara.
Petinggi Ennahda Lotfi Zitoun mengatakan: "Hasil ini adalah hadiah untuk Ennahda yang toleran dan demokratis yang baru ... Ennahda yang mencari konsensus."
Komisi Pemilihan Tinggi mengumumkan tiga jam sebelum akhir proses pemungutan suara bahwa pemilih hanya 21 persen.
Dikatakan 1.089.360 dari 5.369.000 pemilih yang terdaftar telah memberikan suara mereka pada jam 3 sore. (1400GMT).
Hasil resmi diharapkan akan diumumkan pada 9 Mei.
Tunisia telah dipuji sebagai satu-satunya keberhasilan demokrasi negara yang berhasil dari Arab Spring, karena menggulingkan otokrat lama Zine El Abidine Ben Ali tanpa memicu kekerasan besar.
Pemilihan lokal dilihat sebagai langkah berikutnya dalam proses transisi demokrasi di negara ini setelah pemberontakan rakyat yang menggulingkan otokrat lama Zine El Abidine Ben Ali pada Januari 2011.
Menurut angka yang dikeluarkan oleh badan pemilihan, ada 2.747 kandidat, termasuk 860 independen, dari 55 partai politik yang berjalan dalam pemilihan lokal.
Partai Ennahda pimpinan Syekh Rached Ghannouchi (راشد الغنوشي Rāshid al-Ghannūshī) yang selama ini dikenal partai IM-Tunsia, telah bertransformasi dari Partai Islam menjadi partai umum, memisahkan urusan agama dengan politik. Transformasi ini meniru AKP di Turki.
(Baca: Muktamar ke-10, An-Nahdah Tunisia Tinggalkan Label 'Parpol Islam')
Sumber: Daily Sabah, Wikipedia