[PORTAL-ISLAM.ID] Politikus nyentrik yang selalu tampil memakai sorban kepala Ali Mochtar Ngabalin kini menjadi orang dekat Jokowi. Politisi Golkar yang juga pernah di Partai Bulan Bintang (PBB) ini mendapat tugas sebagai jubir pemerintah dan staf ahli utama Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko.
"Saya jubir pemerintah," kata Ngabalin, Selasa (22/5/2018), seperti dilansir kumparan.
Ngabalin pernah menjadi anggota DPR dari PBB pada 2004-2009. Kemudian, pada 2010 Ngabalin pindah ke Golkar. Ngabalin, selain sebagai politikus juga dikenal sebagai mubalig.
Pada Pilpres 2014 lalu, Ngabalin adalah pendukung Prabowo. Bahkan kerap tampil di TV membela Prabowo sampai pernah dipolisikan oleh kubu Jokowi.
Setelah kini merapat ke Istana, Ngabalin juga langsung tancap gas membela Jokowi. Bahkan sampai mengatakan Pemerintah Jokowi adalah menjalankan tugas mulia sebagai wakil Tuhan di muka bumi.
Melihat perubahan Ngabalin pasca merapat ke Istana, Ustadz Tengku Zulkarnain selaku sahabatnya gak tahan untuk berkomentar.
Wakil Sekjen MUI ini mengingatkan apa yang kerap disampaikan Ngabalin sendiri tentang "Mudzabdzab" (Golongan yang tiada pendirian).
"Geli juga hatiku melihat gayamu kawan...," kata Ustadz Tengku di akun twitternya, Ahad (27/5/2018).
"Ku ingat istilah kata yang selalu engkau katakan jika kita sedang bersama sama dahulu:"Mudzab-dzab..."," lanjut Ustadz Tengku.
"Dan, ku rasa kawan-kawan yang lain juga masih ingat kata-kata itu: " Mudzab-dzab...😊," ujarnya.
Di akhir twitnya, Ustadz Tengku menyampaikan selamat jalan.
"Selamat Jalan Kawan...
Sampai Jumpa Lagi...!" kata Ustadz Tengku.
Mudzabdzab
Mudzabdzab adalah istilah yang tercantum dalam Al-Qur'an. Mudzabdzab adalah Golongan yang tiada pendirian. Ini golongan orang munafik.
Dalam surat An-Nisa ayat 142-143, Allah SWT menjelaskan dengan firmanNya...
إِنَّ ٱلۡمُنَـٰفِقِينَ يُخَـٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَهُوَ خَـٰدِعُهُمۡ وَإِذَا قَامُوٓاْ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ قَامُواْ كُسَالَىٰ يُرَآءُونَ ٱلنَّاسَ وَلَا يَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ إِلَّا قَلِيلاً۬
142 - "Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya [dengan shalat] di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali."
مُّذَبۡذَبِينَ بَيۡنَ ذَٲلِكَ لَآ إِلَىٰ هَـٰٓؤُلَآءِ وَلَآ إِلَىٰ هَـٰٓؤُلَآءِۚ وَمَن يُضۡلِلِ ٱللَّهُ فَلَن تَجِدَ لَهُ ۥ سَبِيلاً۬
143 - "Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian [iman atau kafir]: tidak masuk kepada golongan ini [orang-orang beriman] dan tidak [pula] kepada golongan itu [orang-orang kafir]. Barangsiapa yang disesatkan Allah, maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan [untuk memberi petunjuk] baginya."
Geli Juga Hatiku Melihat Gayamu Kawan...— tengkuzulkarnain (@ustadtengkuzul) 26 Mei 2018
Ku Ingat Istilah Kata yg Selalu Engkau Katakan Jika Kita Sedang Bersama Sama Dahulu:"Mudzab-dzab..."
Dan, Ku Rasa Kawan2 yg Lain Juga Masih Ingat Kata2 Itu:" Mudzab-dzab...😊
Selamat Jalan Kawan...
Sampai Jumpa Lagi...! pic.twitter.com/YDlW6dLCtf