[PORTAL-ISLAM.ID] New Mandala, sebuah situs yang dikelola Australian National University’s (ANU) Coral Bell School of Asia Pacific Affairs, menurunkan sebuah essay berjudul catchy "Millenials Won't Rescue Indonesia".
Dalam essay yang ditulis Abdil Mughis Mudhofir itu, dibahas mengenai berbagai hal mengenai PSI.
Selama ini PSI mengklaim partai mereka diisi tokoh-tokoh baru yang belum pernah berkecimpung dalam politik sebelumnya. Namun, munculnya nama-nama seperti Sunny Tanuwidjaja dan Jeffrie Geovanie dalam barisan Dewan Penasehat PSI justru mementahkan telak klaim PSI dan membuka kedok wajah-wajah kotor di balik PSI.
Dua nama tersebut dikupas habis dalam tulisan ini, terutama mengangkut keterkaitan keduanya dengan taipan dan buronan koruptor yang sedang memiliki masalah hukum dengan pemerintah Indonesia.
Abdil menutup artikel ini dengan pernyataan cantik yang menghantam telak PSI.
Posisi Jeffrie dan Sunny dalam struktur organisasi PSI, urai Abdil, adalah petunjuk bahwa partai baru ini tidak jauh berbeda dengan yang partai-partai lama. Mengingat kedua latar belakang kedua tokoh ini, PSI tak bisa mengklaim bahwa mereka tak memiliki jejak yang terkait erat dengan jaringan oligarkis.
Kehadiran Sunny membahayakan klaim PSI untuk menjadi pihak yang mengkampanyekan melawan korupsi dan kehadiran Jeffrie, juga menghancurkan klaim PSI untuk menjadi pihak yang mengklaim sebagai partai berisi wajah baru.
Apalaagi ditambah fakta masuknya Christianto Wibisono yang berusia 73 tahun ke dalam PSI baru-baru ini semakin menegaskan bahwa PSI tak konsisten dengan klaim-klaim mereka.
Artikel ini mendapat tanggapan luas publik, terutama dari aktivis urban perkotaan yang telah lama bersuara lantang menentang reklamasi, Elisa Sutanudjaja.
Makanya gak pernah bersuara sama sekali soal reklamasi (atau malah dukung?), dan bahkan soal hunian terjangkau bisa jadi bukan hal penting untuk mereka. Padahal makin menghilangnya hunian terjangkau adalah ancaman terbesar utk millenials.— Elisa Sutanudjaja (@elisa_jkt) May 3, 2018
Dilihat sekilas konglomerasi ini sudah begitu kuat akarnya di Indonesia, wow— WB Pranawa (@yokopranawa) May 3, 2018
