[PORTAL-ISLAM.ID] Nama presiden organisasi mahasiswa di Paris, Maryam Pougetoux (19), mendadak menjadi perbincangan di Prancis dalam beberapa hari terakhir setelah ia tampil di acara wawancara dengan mengenakan hijab.
Dilansir BBC (22/5/2018), Menteri Dalam Negeri, Gerard Collomb, mengecam Pougetoux gara-gara hijab yang ia kenakan dengan menyebutnya sebagai 'provokasi'.
Menteri Urusan Persamaan, Marlene Schiappa, mengatakan hijab yang dikenakan Pougetoux adalah salah satu bentuk 'promosi Islam politik'.
Poutegoux adalah mahasiswi fakultas sastra dan menjabat sebagai presiden organisasi mahasiswa di Universitas Paris-Sorbonne sejak Desember 2017.
Yang bikin gempar karena dia adalah cucu salah satu pejuang pembebasan Prancis. Makanya apa yang dikenakan, apa yang disampaikan, akan berpengaruh di Prancis. Ini yang dikhawatirkan kalangan Islamophobia.
Serangan terhadap hijab Maryam Pougetoux ternyata tak berhenti, bahkan majalah Prancis Charlie Hebdo yang dikenal Anti-Islam kembali berulah dengan menggambarkan Maryam Pougetoux di cover majalah sebagai monyet dengan teks berbunyi: "Mereka memilih saya untuk mengepalai UNEF (Persatuan Mahasiswa Nasional Prancis)."
Penghinaan yang dilakukan Charlie Hebdo menimbulkan gelombang protes dari berbagai penjuru yang disampaikan di sosial media.
The French magazine Charlie Hebdo depicts Mariam Poutegoux, the leader of the UNEF student union at the Sorbonne, as a monkey. This isn't satire, it's straight up racism: pic.twitter.com/fv3Rnpaq1c— Laila Lalami (@LailaLalami) 27 Mei 2018
"The French magazine Charlie Hebdo depicts Mariam Poutegoux, the leader of the UNEF student union at the Sorbonne, as a monkey. This isn't satire, it's straight up racism," kata @LailaLalami yang menegaskan hal itu bukan satire, tapi jelas rasisme.
This disgusting racist trash vile cover from #CharlieHebdo portrays a young Muslim girl as a monkey. Why? Because she wears hijab. And they ask Muslims to rewrite the Holy Quran because it’s antisemitic? This is the typical hypocrisy of the French establishment. Islamophobia. pic.twitter.com/MfWGMl9qms— Chimā Elbiāly (@ChimaElbialy) 24 Mei 2018
"Ini sampah rasis yang menjijikkan dari #CharlieHebdo menggambarkan seorang gadis Muslim muda sebagai monyet. Mengapa? Karena dia memakai jilbab. Dan mereka meminta Muslim untuk menulis ulang Al-Qur'an karena itu antisemit? Ini adalah kemunafikan khas dari pendirian Prancis. Islamophobia," ujar @ChimaElbialy.
Charlie Hebdo cartoonists are at it again.. this time mocking and comparing French student union leader #MaryamPougetoux to a monkey for simply wearing a hijab. #disgusting pic.twitter.com/hIERieTVHN— pāshtūn (@ibnsayyed) 23 Mei 2018
Spot the difference :— Gary (@KenefeManaiche) 23 Mei 2018
A Charlie Hebdo cartoon of a Muslim woman : dehumanised / animal-like
A Charlie Hebdo cartoon of a non-Muslim white woman: a human being#racism #Islamophobia #ToujoursCharlie #MaryamPougetoux #SoutienAMaryam pic.twitter.com/8Vq3Wjwdhj
Shame on Charlie Hebdo for such blatant Islamophobia on the cover of its magazine. I saw this on the streets of Paris two days ago and I’ve been turning around the magazines in the stalls since then pic.twitter.com/CwmpB62jmK— Joshua P. Cayetano (@JoshPCayetano) 26 Mei 2018
Ah satire doing its job.— Tamim Mobayed (@tammob88) 24 Mei 2018
The weak, maligned, voiceless, #CharlieHebdo, recipient of over $33million cash in sales & donations in 2016, taking on the powerful, unaccountable, unreachable, 19 year old student, Maryam Pougetoux, with #racist, #Islamophobic, bile. pic.twitter.com/h4x2ju84fr
In secular extremist France, a Muslim student was slammed by politicians for appearing in a TV documentary while wearing a headscarf.
— CJ Werleman (@cjwerleman) 28 Mei 2018
Hyper-racist Charlie Hebdo magazine then portrayed her on the cover of its latest issue as a monkey.
Don't be secular extremist France! pic.twitter.com/8XGtfKjDSM