[PORTAL-ISLAM.ID] Alhamdulillah, rakyat sudah sangat paham tentang perlunya kedaulatan bangsa Indonesia dipulihkan. Dan, alhamdulillah, rakyat mengerti, setuju dan mendukung bahwa pemulihan itu bisa direalisasikan melalui Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Anies Baswedan yang akan mengambil alih kemudi pemerintahan lewat Pilpres 2019.
Dengan dukungan penuh dari rakyat yang telah melihat sendiri kehancuran Indonesia dari semua dimensi sekarang ini, insyaAllah pasangan yang sangat ideal ini bisa memperbaiki kerusakan parah yang melanda bangsa, negara dan aset nasional akibat kepemimpinan yang berlangsung secara acak-acakan. Akibat kepemimpinan yang tidak memahami konstelasi politik internasional. Akibat kepemimpinan yang sangat ceroboh dalam mengelola kekayaan negara.
Prabowo dan Anies, insyaAllah, akan memperbaiki kerusukan akibat kepemimpinan yang tidak memahami sensitivitas sosial-budaya bangsa ini. Akibat pemahaman yang salah total tentang penegakan hukum dan keadilan. Akibat pemimpin yang tidak memiliki pemahaman tentang politik dan perekonomian. Akibat pemimpin yang tidak mengerti tentang kepentingan-kepentingan asing yang semakin agresif untuk menguasai negara lain.
Indonesia sedang berada dalam masa darurat kedaulatan. Ancaman terhadap kedaulatan bangsa di segala bidang, bukan lagi sebatas persepsi melainkan sudah ada dalam bentuk realisasi. Lihatlah kedaulatan ekonomi kita. Tengoklah kedaulatan pangan. Amatilah martabat bangsa ini. Rasakanlah harga diri kita di sekarang ini.
Perekonomian semakin jauh dari kepentingan rakyat kecil. Sebaliknya sangat kental mengutamakan para pemilik modal. Rakyat hanya bisa menonton dalam kepedihan melihat para konglomerat lokal dan internasional mengeruk keuntungan dari bumi pertiwi. Rakyat tak berdaya karena penguasa memang bukan hadir untuk mereka.
Kedaulatan pangan semakin lucah. Sejumlah bahan makanan pokok harus diimpor. Penguasa hanya melihat impor sebagai solusi untuk kekurangan stok bahan makanan pokok. Di lain pihak, para petani lokal tak bisa berharap banyak kepada penguasa untuk membantu mereka. Padahal, ketahanan pangan (food security) adalah konsep yang seharusnya mengutamakan pembelaan dan pembinaan petani nasional. Kita tidak melihat aspek ini menjadi prioritas pemerintah.
Martabat bangsa? Tak perlu rasanya kita mengurai cerita. Kondisi yang semakin parah akhir-akhir ini cukuplah sebagai fakta. Para penguasa tidak mengerti mengapa sebuah bangsa perlu kuat dalam martabat. Mereka gagal memahami bahwa martabat membuat bangsa menjadi hebat. Sebaliknya, para penguasa bangga menyerahkan diri di bawah kendali lain negeri.
Semua kerusakan ini, insyaAllah, akan dipulihkan oleh Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Anies Baswedan begitu mereka dilantik setelah Pilpres 2019. Presiden baru nanti harus bekerja keras dan cepat agar dampak kerusakan tidak semakin parah.
Mereka tidak hanya harus bekerja keras untuk mengkondisikan proses pemulihan, melainkan harus pula menghadapi gelombang perlawanan dari para pelaku pelecehan kedaulatan bangsa. Presiden Probowo kelak akan menghadapi teror dari banyak musuh kuat di dalam dan luar negeri.
Dengan kemenagan telak dan mandat yang kuat dari rakyat melalui pilpres 2019, Prabowo akan berhasil menjinakkan perlawanan. Beliau akan berpacu melawan akselerasi kerusakan yang menjadi peninggalan penguasa. Namun, bertindak cepat dan tepat insyaAllah akan menghentikan proses kerusakan itu. Tindakan cepat diperlukan pula untuk merajut kembali perpecahan komponen bangsa akibat kecerobohan pemimpin nasional.
Karena itu, kita tidak punya pilihan lain. Prabowo Subianto harus memegang kendali kekuasaan dari hasil pilpres 2019. Indonesia tidak boleh menambah satu hari pun juga kekuasaan pemerinatah yang ada hari ini. Cukuplah lima tahun bangsa dan negara terombang-ambing.
Cukuplah lima tahun amburadulisasi Indonesia.
Penulis: Asyari Usman