[PORTAL-ISLAM.ID]
Kontroversi penyelenggaraan Rapat Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 yang akan berlangsung di Bali membuat sejumlah pihak mengirimkan permohonan informasi publik terkait data rincian anggaran dan pemenang tender penyelenggaran ke Kementerian Keuangan.
Sayang, informasi yang diberikan oleh Kementerian Keuangan tak memuaskan, karena tak memuat detail anggaran dan hanya menyebutkan nilai lelang penyelenggaraan secara umum.
Dalam jawabannya, Kementerian menulis nilai kontrak terbesar, 509,4 miliar rupiah, yang dimenangkan perusahaan jasa pelaksana konferensi, PT Pactoconvex Niagatama. Dana sebesar itu bakal digunakan untuk membiayai sebelas kegiatan, yakni perombakan venue (lokasi) pertemuan agar sesuai standar IMF dan Bank Dunia, keamanan, pelayanan medis, transportasi (penyewaan mobil untuk kepala delegasi dan bus untuk delegasi), komunikasi dan media, koordinasi dengan panitia IMF dan Bank Dunia, “Voyage to Indonesia” (program promosi pariwisata Indonesia), branding, liaison officer, host country reception(semacam program untuk mempromosikan budaya Indonesia), dan kesekretariatan.
Pagu anggaran untuk pelaksana konferensi (professional congress organizer) sendiri, menurut situs lelang Kementerian Keuangan, dipatok 633,9 miliar rupiah.
Pactoconvex, perusahaan yang diinisiasi mendiang taipan Hasjim Ning, bukan nama kemarin sore di jagat penyelenggaraan acara internasional yang dihelat negara. Tapi, namanya memicu syak wasangka ketika dikaitkan dengan kasus korupsi proyek konferensi internasional di Kementerian Luar Negeri pada 2004-2005.
Dalam kasus itu, eks Sekretaris Jenderal Kementerian Luar Negeri yang pernah menjabat sebagai Dubes RI untuk Australia dan Amerika Serikat Sudjadnan Parnohadiningrat, dianggap bersalah karena, salah satunya, memberi kontrak kepada Pactoconvex tanpa melalui proses lelang meskipun Komisi Pemberantasan Korupsi tak pernah menyeret pembesar perusahaan ke meja hijau. Ketika didatangi media 8 Maret 2018 lalu, perusahaan menolak berkomentar.
Nilai kontrak berikutnya, sebesar 40,8 miliar rupiah, dimenangkan PT Telekomunikasi Indonesi (PT TELKOM). Perusahaan telekomunikasi pelat merah itu akan mengerjakan infrastruktur teknologi informasi pada perhelatan yang berpusat di Nusa Dua, Bali, tersebut. Menurut situs lelang Kementerian Keuangan, pagu anggaran ini mencapai 43,5 miliar rupiah.
Lalu, nilai kontrak terakhir mencapai 14,5 miliar rupiah yang dimenangkan PT Sisindokom Lintasbuana. Perusahaan ini akan mengerjakan infrastruktur jaringan Kementerian Keuangan. Plafon anggaran ini, berdasarkan situs lelang Kementerian, dipatok 16,5 miliar rupiah.
Sisindokom awalnya anak bisnis PT Indosat, gergasi perusahaan telekomunikasi. Tapi, pada 2005, Astel Group membeli Sisindokom. Astel sendiri kelompok bisnis milik taipan Herry Andriejanssen.
Jika ditotal, nilai kontrak penyelenggaraan rapat tahunan IMF-Bank Dunia di Bali mencapai 564,7 miliar rupiah. Dana ini diambil dari kocek Kementerian Keuangan pada tahun anggaran 2017 dan 2018.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman yang bertindak sebagai Ketua Panitia Nasional, Luhut Binsar Panjaitan, menyatakan pagu total anggaran dari kocek Kementerian Keuangan mencapai 855,5 miliar rupiah. Luhut juga mengatakan, dari nilai itu, Panitia baru mencairkan 566,9 miliar rupiah kepada para pemenang tender.
Di luar anggaran Kementerian Keuangan, Luhut juga memperkirakan Bank Indonesia akan menggunakan pundi-pundinya sebesar 200 miliar rupiah. Bank sentral akan membiayai penyewaan hotel dan kantor bagi para delegasi. Tapi, Luhut bilang, para delegasi nantinya akan mengganti biaya sewa itu.
Sumber: Indopress
Sumber: Indopress