[PORTAL-ISLAM.ID] Menjelang Pilkada 2018 dan Pilpres 2019, suhu politik semakin memanas. Berbagai upaya digunakan untuk menyerang dan mendiskreditkan lawan politik.
Salah satu tokoh yang kerap membuat rezim kebakaran jenggot dan panik adalah Rocky Gerung.
Kehadiran Rocky Gerung yang diundang PKS untuk menjadi narasumber dalam seminar Hari Pendidikan Nasional, Rabu, 2 Mei 1018 ternyata membuat para pendukung Jokowi panik dan kesal.
"Ini berita yg menggemparkan dunia perpolitikan Indonesia
Baru kali ini PKS yg mengklaim partai Islam mengundang sosok non muslim (Rocky Gerung) yg di laporkan ke polisi karena dianggap menistakan Kitab suci.
PKS tanpa sadar menyetujui statement (kitab suci adalah fiksi)?", kicau @NurSyahbana9.
Ini berita yg menggemparkan dunia perpolitikan Indonesia— Nur Syahbana (@NurSyahbana9) May 2, 2018
Baru kali ini PKS yg mengklaim partai Islam mengundang sosok non muslim (Rocky Gerung) yg di laporkan ke polisi karena dianggap menistakan Kitab suci
PKS tanpa sadar menyetujui statement (kitab suci adalah fiksi)? https://t.co/iFT1IDEGw4
Kicauan Nur Syahbana ini dibantah telak seorang arsitek dan pakar tata kota, Marco Kusumawijaya.
Marco, yang beragama Katolik, ternyata kerap diundang PKS untuk berdiskusi bersama mengenai tata kota dan persoalan kemiskinan di Indonesia.
Kicauan picik Nur Syahbana ini juga membuat Rocky Gerung heran.Bukannya PKS itu memang sering undang narsum dari latar belakang apa saja, asal sesuai bidangnya? Sebagai parpol, PKS yg paling sering undang saya belajar bareng ttg kota dan masalah kaum miskin kota dalam 10 tahun terakhir. https://t.co/Ya9ArDV9w1— marco (@mkusumawijaya) May 3, 2018
Serendah inikah poitik hari ini?— Rocky Gerung (@rockygerung) May 2, 2018
Setinggi itukah picik mu berhari-hari? https://t.co/KDjH9LMlPp
Seperti dikabarkan, usai menggelar seminar Hari Pendidikan Nasional dengan tema "Tantangan Kepemimpinan Nasional untuk Mencerdaskan Bangsa" pada Rabu, 2 Mei 2018, DPP PKS dan Rocky Gerung diserang para pendukung Jokowi.
Dalam seminar tersebut, selain Rocky Gerung, hadir pula Ketua Pusat Kajian LPPM UPI Bandung, Prof. Cecep Darmawan.