[PORTAL-ISLAM.ID] Pemerintah mengancam akan menutup situs pertemenan Facebook (FB), setelah terbukti adanya kebocoran data pengguna FB.
Pengamat politik Ahmad Yazid mensinyalir, ancaman penutupan FB telah dijadikan momentum untuk membungkam massif-nya gerakan di sosial media yang mengusung gerakan “2019 Ganti Presiden”.
"Fakta data bocor dan ancaman pemblokiran FB menjadi momentum tepat untuk membungkam gerakan massif ganti Presiden di FB. Gerakan itu dinilai mengkhawatirkan penguasa saat ini," kata Ahmad Yazid, Kamis, 12 April 2018.
Menurut Yazid, saat ini gerakan ganti Presiden di FB bisa menjadi kekuatan yang sangat dahsyat terutama di kalangan perkotaan.
"Kalau menutup tanpa alasan, jelas pemerintah akan dianggap melanggar kebebasan berbicara dan mengutarakan pendapat. Kalau menutup FB dengan alasan adanya kebocoran data, bisa jadi pertimbangan banyak orang," papar Yazid.
Yazid menilai, pemerintah juga kebingungan mencari alasan bahwa gerakan ganti Presiden di FB sebagai pelanggaran hukum.
"Apalagi gerakan Saracen yang awalnya di FB tidak terbukti di pengadilan," jelas Yazid.
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyatakan bahwa pemerintah tidak sungkan menutup Facebook.
Namun, pemerintah juga menghargai perbedaan pendapat mengenai perlunya menutup Facebook di Indonesia, menyusul skandal penyalahgunaan data oleh Cambridge Analytica.