Oleh: Hasmi Bakhtiar
(Alumni Al-Azhar)
1. Milad ke-90 Ikhwanul Muslimin (Maret 1928 - 2018) yang Ahad 1 April 2018 kemaren digelar di Istanbul, Turky.
2. Sy tak ingin membahas pro kontra yang terjadi di internal IM terkait diadakannya acara milad #90TahunIM tersebut. Walaupun sebagian besar Qiyadah IM termasuk Mursyid Aam ustadz Badi' rahimahullah masih di penjara namun IM butuh tampil membuktikan bahwa mereka masih ada.
#الاخوان_٩٠عام_عطاء— حزب الحرية والعدالة (@FJParty_Alex) 3 April 2018
يادعوه طالت على اهلك سنين الويل
هبت عليكى الرياح وانهال عليكى السيل
وفضلتى زى النخيل دايما يجود بالخير
فيكى شموخ الجبال وفيه زى النيل... pic.twitter.com/zhsqBMmiF9
3. Sy mengikuti acara milad #90TahunIM yang disiarkan langsung oleh Aljazeera. Isinya biasa saja dan tanda2 dijadikan sebagai momentum Ishlah antar dua kubu yang sedang bertikai tidak terlihat. Untuk hal ini sy kecewa.
4. Dengan tema "90 tahun pengabdian", IM yang saat ini dipegang oleh kelompok sepuh yaitu ustadz Ibrahim Munir lebih cenderung bicara cerita masa lalu dibanding tantangan ke depan. Namun melihat peserta yang hadir, sy rasa harapan umat terhadap jamaah ini sama sekali belum luntur.
5. Sy pribadi, seandainya semua kader IM harus syahid dalam memperjuangkan hak negara di hadapan rezim dzalim As-Sisi, sy akan terus yakin kalau ruh jamaah ini akan selalu hidup dan menjadi sandaran bangsa Mesir untuk kehidupan yang lebih baik.
6. Dari sekian banyak tamu undangan yang berbicara di podium, yang paling sy sukai adalah Taushiyah syaikh Khalid Misyal (Hamas) langsung di hadapan ustadz Ibrahim Munir dan para petinggi Maktab Al Irsyad.
7. Taushiyah penting ini mengingatkan sy kepada anak idiologis IM di tanah air yang juga sedang dirundung sengketa. Ketika sy mendengar kalimat demi kalimat yang disampaikan Syaikh Khalid Misyal seakan taushiyah itu untuk kita para kader PKS di Indonesia.
8. Sy coba share di sini yang disampaikan syaikh Khalid Misyal. Barangkali perjalanan jauh kita bersama Jamaah ini membuat kita lelah bahkan terlupa dari mana kita berasal dan hendak kemana kita pergi.
9. Dakwah IM yang diserukan oleh seorang "mujaddid" yang memiliki kecerdasan dan semangat yang luar biasa yaitu Assyahid Hasan Albanna hingga hari ini tetap eksis. Usia dakwah ini jauh lebih panjang dari usia Hasan Albanna yang tergolong relatif singkat.
10. Menurut Syaikh Khalid Misyal, usia dakwah IM yang panjang ini tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Ada sebab yang menjadikan dakwah ini terus berbuah dan berkembang ke seluruh dunia. Kita termasuk buah dari dakwah ini.
11. Sebab pertama adalah Keikhlasan Imam Albanna dalam berdakwah. Keikhlasan beliau dan kelapangan dada beliau menjadi keberkahan tersendiri sehingga dakwah ini memiliki umur yang panjang hingga hari ini.
12. Sebab kedua adalah "Syumulul Fikrah". Fikrah yang komprehensif. Tantangan yang dihadapi manusia di dalam kehidupan sungguh kompleks, itu sebabnya manhaj yang "syumul" dengan sendirinya akan menjadi pilihan karena mampu menghadirkan solusi dalam semua situasi.
13. Sebab ketiga adalah "Alwashatiyah wal I'tidal" (Moderat). Semua yang ekstrem akan ditinggalkan dengan sendirinya walau di awal terlihat menarik bagi banyak kalangan. Dakwah IM selalu eksis karena sukses menjadi kekuatan moderat dalam situasi tersulit sekalipun.
14. Yang keempat adalah logika dakwah IM yang lugas. Dakwah IM tidak menuntut banyak hal yang berbelit kepada kadernya, cukup 5 hal yang mereka rangkum dalam "Mabadi'ul muslim Al Khamsah".
15. Allah adalah tujuan kami. Rosulullah adalah tauladan kami. Alquran adalah pedoman kami. Jihad adalah jalan kami. Syahid di jalan Allah adalah cita-cita kami tertinggi.
16. Yang kelima adalah Kemampuan men-Tathbiq teori-teori yang tertulis di buku ke alam waqi'. Kader IM dididik menjadi anak "maidan" bukan anak "sutur" yang hanya jago berteori namun gagap ketika di lapangan.
17. Sebab keenam yang membuat dakwah IM memiliki napas yang panjang adalah sifatnya yang internasional. Kader IM sudah tidak lagi bicara sekat-sekat negara yang tipis apalagi berkutat pada narasi "saya orang dalam kamu orang luar", tapi IM hadir untuk semua kalangan.
18. Sebab terakhir adalah akal cerdas para pemangku dakwah IM. Menjadi pemimpin IM dituntut memiliki akal dan cara berpikir yang cerdas. Memecahkan masalah yang rumit menjadi tuntutan bukan justru tenggelam dalam masalah yang sebenarnya mudah diselesaikan.
19. Imam Assyahid Hasan Albanna adalah contoh figur yang memiliki akal yang luar biasa cerdas. Dalam usia yang sangat singkat beliau bisa merumuskan sebuah manhaj yang saat ini diakui oleh jutaan orang di dunia.
20. Selain cerdas beliau juga memiliki hati yang lapang dan luas sehingga mampu menampung banyak isi kepala di sana. Pantas ketika ada yang mengatakan beliau memiliki hati Ali bin Abi Thalib dan akal Muawiyah. Di kalangan kader PKS sy melihat ini pada sosok @anismatta.
21. Setelah ini sy mau masuk pada inti Taushiyah yang disampaikan Syaikh Khalid Misyal. Taushiyah untuk internal IM yang saat ini dirundung kekalahan dan perpecahan.
22. Bersama Syaikh Qardhawi, Syaikh Khalid Misyal termasuk tokoh IM "alami" yang ikut mendamaikan perseteruan antar dua kubu di internal IM Mesir. Beliau paham betul pihak mana yang sedang tergelincir ke dalam kesalahan bahkan dimanfaatkan pihak musuh utk menghancurkan IM.
23. Itu sebabnya nasehat yang beliau sampaikan di hadapan ustadz Ibarahim Munir (wakil mursyid IM) beserta jajaranya di Maktab Al Irsyad sangat tepat sasaran katena syaikh Khalid Misyal paham bentuk penyakit yang diidap oknum di Maktab al Irsyad.
24. Nasehat pertama beliau untuk semua kader IM khususon Qiyadah-nya yang memegang kendali Jamaah adalah "Attajdid adda'im". Kader dan Qiyadah IM harus bisa mengikuti sekaligus menjawab tantangan zaman dalam bingkai manhaj yang sudah diwariskan Imam Albanna.
25. Manhaj yang diwariskan Imam Albanna harus mampu diterjemahkan oleh para kader IM di setiap zamannya. Terpaku pada hal-hal "jadul" yang justru tidak esensial akan membunuh Jamaah ini perlahan.
26. Harakah-harakah yang merupakan anak idiologis IM di dunia menerjemahkan "attajdid" ini dalam berbagai bentuk. Di Indo, PKS tampil menjadi partai terbuka, di Tunis Annahdha sampai memisahkan amal da'wi dengan amal siyasi. Yah memang sunnah perjuangan menuntut itu.
27. Kader yang memiliki pandangan ekstrem dan terkesan serampangan dalam menyikapi perubahan akan tergilas bahkan akan menjadi sebab lambannya laju Jama'ah. Fenomena lambannya para kader memahami perubahan zaman terjadi di Mesir juga Indonesia.
28. Nasihat beliau yang kedua adalah "Assyaja'ah", keberanian. Keberanian para kader harus sempurna dan dalam semua hal termasuk keberanian mengakui kesalahan.
29. Syaikh Khalid Misyal menjadi saksi bagaimana faksi Tua di internal IM (ustad ibarahim Munir dkk) begitu berat mengakui kesalahan mereka dalam memimpin bahkan hanya untuk sekedar menerima kritikan dari faksi Muda.
30. Jadi wajar Syaikh Khalid Misyal lamgsung mengatakan di hadapan petinggi IM bahwa mereka yang tidak menerima kritikan sejatinya tidak percaya akan kemampuan diri mereka sendiri.
31. Nasehat beliau ini menjadi penting melihat banyak kasus di berbagai negara bahwa Qiyadah melihat kritikan sebagai pembangkangan, ini juga terjadi di Mesir dan Indonesia.
32. Pemecatan tiba-tiba, dikucilkan atau sejenisnya yang dilakukan oknum Qiyadah telah membuat IM di Mesir setengah hidup setengah mati. PKS di Indonesia akan mengalami hal sama jika situasi ini tidak segera diselesaikan.
33. Qiyadah yang dibutuhkan Jamaah saat ini tidak hanya Qiyadah yang berani memimpin tapi juga Qiyadah yang berani menerima perbedaan. Hal yang sangat mudah bagi kader IM sebenarnya jika memahami manhaj dg benar.
34. Qiyadah yang tidak berani menerima kritikan sejatinya tidak memiliki kepercayaan diri, padahal Jamaah ini membutuhkan figur dengan kepercayaan diri yang besar sehingga mampu menyelesaikan urusan-urusan besar.
35. Menuduh kritikan sebagai kebencian bahkan pembangkangan merupakan kebiasaan para pemimpin kerdil, dan semakin dia menolak kritikan semakin nyata pula dia kerdil.
36. Qiyadah adalah manusia biasa, mereka bisa salah bisa benar. Ketika mereka salah dan berani mengakui kesalahannya justru membuat kader akan semakin percaya pada dirinya.
37. Nasehat ketiga adalah "Almazidu minal infitah", lebih terbuka terhadap pihak luar dan menghargai pihak lain.
38. Penyakit "katak dalam tempurung" seringkali menghinggapi kader Jamaah ini. Mereka lupa tujuan kehadiran mereka adalah sebagai da'i yang seharusnya merangkul umat, bukan sebagai Qadhi yang memvonis orang lain ini itu.
39. Membangun peradaban adalah kerja besar yang membutuhkan SDM yang tidak sedikit, maka dakwah ini tidak akan pernah menang jika prilaku saling meniadakan terus dirawat oleh sesama kita.
40. Nasehat terakhir yang disampaikan Syaikh Khalid Misyal kepada para kader adalah "Husnuttadbir", yaitu profesionalitas.
41. Profesional dalam berjamaah harus dilakukan oleh kader dalam semua aspek. Profesional memahami manhaj, profesional menggunakan kekuasaan dalam Jamaah dll sehingga tidak pernah muncul istilah "syuro bathil" atau Qiyadah dzalim.
42. Itu inti dari nasehat Syaikh Khalid Misyal kepada anak Jamaah ini. Nasehat yang keluar dari hati mujahid besar dan sekaligus murabbi mukhlis. Semoga Allah selalu menyertai Jamaah ini dengan keberkahan. #90TahunIM
[Video - Taushiyah Khalid Misyal Milad 90 Tahun IM di Turki]