(Prabowo Subianto duduk berdampingan dengan Gatot Nurmantyo di HUT Kopassus hari ini, Senin 16-4-2018. Foto twitter @marierteman)
[PORTAL-ISLAM.ID] Pada Rabu (11/4/2018) pekan lalu, Prabowo Subianto secara resmi menerima mandat dari Partai Gerindra, sebagai calon presiden.
Meskipun demikian, kesiapsediaan Prabowo menerima mandat partai ini bukan otomatis dimengerti sebagai deklarasi untuk maju dalam Pilpres 2019.
Ada analisis menarik soal pencapresan Prabowo. Dilansir Kompas, Senin (16/4/2018), pakar intelijen Marsekal Muda Purnawirawan Prayitno Ramelan mengungkapkan, ada kemungkinan Prabowo batal nyapres.
Prayitno adalah mantan prajurit TNI yang banyak menghabiskan kariernya di dunia intelijen TNI Angkatan Udara dan lingkungan Badan Intelijen Strategis (BAIS) ABRI.
Menurut Prayitno, Prabowo adalah orang intelijen. Ia pasti menghitung dengan cermat soal logistik dan kondisi politik dukungan kepadanya.
Analisis Prayitno, Prabowo justru berpeluang besar menjadi seorang patron dan memberikan mandatnya kepada juniornya sesama TNI.
Yang paling mungkin secara elektabilitas dan kemampuan penggalangan massa adalah Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.
Lalu siapa pasangannya? Prayitno menunjuk sosok Anies untuk mendampingi Gatot. Menurutnya, Anies memiliki massa pendukung.
Dua sosok ini, menurut Prayitno, layak untuk diajukan oleh Gerindra, PKS, partai lain yang bergabung dalam koalisi Gerindra.
Ia berpendapat, kontestasi Pilpres 2019 akan ditentukan oleh para pemilih muda, produktif, dan Islam. (KOMPAS)