[PORTAL-ISLAM.ID] Saya membaca sepintas di media online kalau Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sedang memgunjungi Maroko, 17-19 April 2018. Saya fikir itu biasa saja, sebab negeri ini merupakan salah satu pusat pendidikan Islam. Bahkan di negeri ini terdapat salah satu universitas tertua di dunia yang mendahului Oxford di Inggris.
Peradaban Islam pernah berjaya ditopang oleh perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat pesat. Semua berbasis di Fez, sebuah kota di Maroko yang menjadi tempat berdirinya Al Qawariyyin, universitas tertua di dunia.
Dunia mengaku Al Qarawiyyin sebagai institusi pendidikan tinggi pertama. Universitas ini dibangun pada 859M, jauh lebih tua dibandingkan dengan Universitas Al Azhar Mesir yang berdiri pada 970M, Universitas Bologna di Italia pada 1088M, atau Universitas Oxford di Inggris pada 1096M.
Universitas ini masuk dalam rekor Guinness World Book. Tidak hanya itu, UNESCO menyatakan kampus ini sudah menjadi universitas sejak didirikan.
Pada sisi lain, di Maroko peradaban Timur dan Barat bertemu. Akhirnya berita Anies ke Maroko saya abaikan saja.
Namun berita Anies ke Maroko menjadi agak lain. Kebetulan teman saya tinggal di Maroko untuk menyelesaikan studinya di salah satu universitas di sana. Dia bercerita bahwa dalam waktu yang sangat berdekatan beberapa anggota salah satu lembaga tinggi negara kita juga sedang mengunjungi negeri itu. Ada perbedaan signifikan antara kunjungan keduanya. Jika Anies sangat susah ditemui karena jadwal kunjungan yang sangat padat untuk menghadiri acara resmi dan memberikan berbagai ceramah di perguruan tinggi, maka lain dengan kelompok yang kedua. Mereka sangat mudah ditemui sebab lebih banyak jalan-jalan dari acara resminya. Mungkin ini beda yang sederhana di antara Kunjungan Kerja dan Kerjanya hanya Kunjungan saja.
Hal ini membuat saya teringat dengan ungkapan Hamka terhadap sahabatnya Natsir, mantan Perdana Menteri Indonesia itu saat menghadiri salah satu acara OKI di Turki. Ketika delegasi lain sibuk jalan-jalan melihat indahnya kota Istambul, tokoh Islam ini justeru sibuk mempersiapkan konsep dan isu yang akan di sampaikan dalam konferensi dunia tersebut. Hamka berkata, badan dan jiwanya memang untuk acara bukan untuk berkelana.
Anies memang aneh. Dan kita masih membutuhkan keanehan yang langka seperti ini.
(Saidul Amin, 2018)
___
NB Keterangan foto (diambil dari Instagram Anies Baswedan):
(1) Anies memberikan kuliah umum di Universitas Hassan II Casablanca di Maroko
(2) Menjadi pembicara atas undangan Wali Kota Casablanca, Maroko, Abdelaziz El Omari di Forum “The Third Edition of Smart Cities African Casablanca 2018”.
(3) Siang itu, Wali Kota Casablanca, Abdelaaziz Omari, mengundang mampir di kantornya. Kami berdiskusi banyak hal, mulai dari populasi, program smart city, taman kota, sampai soal pengelolaan tempat ibadah.
(4) Menteri Dalam Negeri Maroko Noureddine Boutayeb mendadak mengundang Anies. Padahal tidak ada dalam rencana. Sehingga siang itu langsung ubah agenda untuk menuju ke Rabat dan bertemu dengan Mendagri Maroko.