[PORTAL-ISLAM.ID] Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Cholil Nafis memiliki pengalaman tersendiri soal nasi yang terlambat datang saat musim haji beberapa waktu lalu.
"Saya ingat dulu ketika jemaah haji kelaparan di Armina krn terlambat pasokan nasi. Mereka sdh makan roti atau buah tapi tetap aja terasa lapar klo belum makan nasi putih itu. Lalu beras mahal, masak solusinya hanya nawar aja hehe. Beras hajat dasar hidup penduduk Indonesia," kicaunya pada Jumat 27 April 2018.
Dosen Pascasarjana Universitas Indonesia itu menilai beras yang bisa ditawar itu kalau banyak beras dan sedikit yang butuh. Cari beras murah itu bukan tawar menawar solusinya.Saya ingat dulu ketika jemaah haji kelaparan di Armina krn terlambat pasokan nasi. Mereka sdh makan roti atau buah tapi tetap aja terasa lapar klo belum makan nasi putih itu. Lalu beras mahal, masak solusinya hanya nawar aja hehe 😇😭. Beras hajat dasar hidup penduduk Indonesia.— cholil nafis (@cholilnafis) April 27, 2018
"Tapi pemerintah menyiapkan yang cukup dan memfasilitasi masyarakat. Menteri itu bukan nyuruh nawar kasihan yang jual nanti tak dapat untung apalagi petaninya," ungkapnya.
Diketahui sebelumnya Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito mengatakan masyarakat perlu menawar harga beras yang sudah disesuaikan oleh pemerintah. Pernyataan Menteri Enggat ini pun memicu kemarahan publik.