[PORTAL-ISLAM.ID] Acara "Untukmu Indonesia" yang digelar di Lapangan Monas Sabtu, 28 April 2018 lalu membuat berbagai cerita kelam tentang kesulitan rakyat tergambar secara nyata dan utuh pada sebuah momen.
Acara yang bertajuk ‘Untukmu Indonesia-Berkarya Dalam Harmoni’ untuk menyambut kegiatan perayaan paskah, pembagian paket sembako oleh salah seorang kader PDI P, dan doa lintas agama oleh Forum Untukmu Indonesia (FUI) pada Sabtu 28 Apr 2018, menyisakan banyak kepedihan.
Seorang bocah bernama Muhammad Mahesa Junaedi, Usia 12 tahun, warga RT 004 RW 11, Kelurahan Pademangan Barat, Jakarta Utara dikabarkan telah meninggal dunia akibat kehabisan oksigen karena terlalu lama terjebak dalam kerumunan massa di Monas, Sabtu, 28 April 2018.
Menurut keluarga korban, Muhammad Mahesa Junaedi ditemukan pihak keluarga, di RSUD Tarakan, dengan kondisi sudah tidak bernyawa, sebelumnya keluarga korban sudah mencari di sekitar Monas namun tidak ditemukan.
Sementara itu saat mencari anaknya, Junaedi ayah almarhum juga kehilangan dompet dan sepeda motor.
“Kronologisnya saya sedang bekerja dan istri juga tidak di rumah. Jadi anak saya itu datang ke lokasi acara bersama rombongan warga yang juga mendapatkan kupon sembako. Ini memang penyebaran kupon sembakonya tidak ada koordinasi, asal sebar begitu saja. Itupun yang datang ke sana bersama anak saya juga kelompok anak-anak di lingkungan rumah saya,” dituturkan Junaedi.
“Lalu ternyata sampai jam 3 sore itu rombongan anak-anak dari rumah saya sudah sampai, tapi anak saya tidak kunjung pulang. Saya putuskan bersama istri untuk mencari ke Monas, saya tanya panitia dan petugas yang ada disana, katanya ada anak-anak yang sesak nafas karena terhimpit kerumunan dibawa ke rumah sakit katanya di RSUD Tarakan. Ke sanalah saya. Saya dapati di RSUD Tarakan, kondisinya sudah tidak tertolong. Sudah tidak bernyawa. Saya juga malah sudah kehilangan dompet pada saat mencari anak saya tadi di Monas,” ungkap Junaedi.
Dalam kesempatan ini, Andi Pane selaku ketua RW di tempat domisili korban yang juga merupakan Sekjen Forum RT RW DKI Jakarta, menyayangkan kejadian ini dialami warganya, padahal iimbauan kepada para Ketua RT sudah diberikan, agar bisa menjaga warganya untuk tidak ke Monas. Tetapi di sisi lain, ketika para pengurus RT menolak pembagian kupon tersebut.
Menurut informasi yang beredar justru panitia menyebarkan ke sembarang orang termasuk anak-anak yang ikut dalam antrean pembagian sembako, sehingga kordinator lapangan yang memobilisasi massa terlihat lepas tangan.
Menurut Andi Pane, ini murni kesalahan panitia penyelenggara dan harus bertanggung jawab.
“Mereka tidak bisa seenaknya lepas tanggung jawab ketika musibah itu terjadi. Mereka menyebarkan kupon juga tanpa ada koordinasi dari kami. Kemudian pada saat acara juga ternyata perencanaan dari massa yang tumpah ruah tidak bisa ditangani dengan baik. Terjadilah kejadian begitu. Panitia hanya memberikan uang 350 ribu untuk biaya medis katanya, namun pihak keluarga juga butuh biaya pemakaman dan lain-lain kan. Ini kecelakaan kemanusiaan dan tidak boleh dibiarkan,” tegaskan Andi Pane, Ahad, 29 April 2018.
Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD DKI Jakarta yang juga anggota Komisi E bidang Kesra, Taufiqurrahman, SH menyampaikan rasa prihatin dan berharap kejadian ini tidak berulang kembali. Dirinya juga meminta panitia menyampaikan pertanggungjawaban secara materiil maupun non materiil.
“Kami prihatin ya, ini bukti buruknya kondisi ekonomi masyarakat di era sekarang. Untuk pembagian sembako mereka rela berdesakan begitu dengan ribuan orang lainnya. Panitia juga sepertinya kurang perencanaan dan terkesan amatiran, tidak persiapkan alat medis di tempat acara, kemudian tidak diatur mekanisme pembagian. Ini pesta rakyat yang membunuhi rakyat kalau gitu caranya. Saya minta panitia bertanggung jawab secara materiil dan non materiil kepada keluarga korban dan berharap tidak ada lagi hal seperti ini terjadi,” tutur Taufiq, Ahad 29 April 2018.
“Kami juga sudah memegang surat pernyataan dari panitia terkait akan bertanggung jawabnya panitia terhadap resiko buruk saat acara. Surat ini ditandatangani oleh ketua penyelenggara langsung di atas materai pada tanggal 25 April 2018. Maka sesuai surat ini, jika panitia tidak bertanggung jawab, kami akan memberikan pendampingan secara hukum kepada korban agar diselesaikan dalam perkara peradilan,” tambah Taufiq.
Sementara itu, ditambahkan oleh Andi Pane, masih di kelurahan Pademangan Barat juga, tepatnya di RT 12 RW 13, seorang bocah berusia 10 rahun juga telah meninggal dunia. Bocah bernama M. Rizki Saputra putra Bapak almarhum Saprudin dan Ibu Komariyah. Korban diduga meninggal setelah terimpit dalam antrean ribuan orang yang berdesakan untuk mendapatkan paket sembako.
Sumber: Demokratdki
------
Menanggapi kabar tersebut, warganet pun memberi tanggapan.
Innalillahi wa innalillahi rojiun.— di2 harun sbt (@Ikeharundiah) April 30, 2018
Teriakan ttg seorg ibu dan anak yg merasa dipersekusi malah lebih kencang dan membahana dari ini
MIRIS :SPNGGAL KISAH ACARA "UNTUKMU INDONESIA"— #2019GantiPresiden (@Ra_Ria_Rana) April 30, 2018
MONAS 280418
~Seorang BOCAH TEWAS ditngah acara (NO EXPOSE MEDIA)
~Bnyk Anak2 trlps dr orngtua'y
~Bkin MACET & Bnyk SAMPAH
~Kcwa Rlawan yg TAK DIANGGAP & dberi mkanan sprti anjing
~Kcwa Warga yg mrsa TERTIPU dgn isi Sembako tk sesuai pic.twitter.com/h888kqsOUD
kasihan banget pak, sdh kehilangan dompet,motor, kehilangan jg anaknya.— DiTolMacet (@MB0w0) April 30, 2018
smoga diterima disisiNya pak.@DKIJakarta @aniesbaswedan @sandiuno
Jangan lagi lah bikin2 acara bagi-bagi sembako,, gara2 itu, wong cilik/miskin antri desak2an - panas terik,, dan rawan ricuh. Cari cara lain yg lebih save.— Anwar_IP (@paparocknroll74) April 30, 2018