[PORTAL-ISLAM.ID] New York Magazine mengambil langkah keras terhadap presiden Trump dengan sampul barunya yang memperlihatkan sang presiden sebagai babi.
Edisi bertanggal 2 April 2018 dari majalah tersebut menampilkan sebuah foto close-up dari presiden Trump dengan sebuah congor babi menggantikan hidungnya.
“Bukan kolusi,.. bukan ketidakkompetenan..bukan kekejaman..ini korupsi, bodoh,” isi tajuk berita majalah tersebut. “Mengapa Gaya Negosiasinya Merupakan Beban Politik Terberatnya.”
Isi cover majalah, “Korupsi, Bukan Rusia, adalah Beban Politik Trump yang Terbesar,” menghantam Trump untuk apa yang majalah itu klaim sebagai “korupsi” dan “keserakahan” dalam hampir segala aspek kepresidenannya, dari pemberian-pemberian jabatan politis hingga keputusannya untuk membiarkan anak-anaknya mengambil alih bisnisnya setelah ia menjabat.
“Sejak Trump menjabat, janjinya untuk mengabaikan kepentingan-kepentingannya sendiri telah hampir terlupakan, hilang dalam badai besar yang membuat bingung dari berita-berita tanpa akhir,” tulis Jonathan Chait dari majalah New York. “Ini bukan hanya sebuah lelucon aneh tapi sebuah masalah nyata bagi oposisi bahwa seluruh berita buruk tentang Trump terus tertutupi oleh berita buruk lainnya tentang Trump.”
“Tak hanya Trump tak membuat usaha apapun untuk meningkatkan standar etika tapi ia dan pemerintahannya juga secara flamboyant melanggar panduan-panduan yang ada,” tulis Chait. “Para pelobi ditanam di seluruh Agensi, ‘mengatur’ mantan bos-bos mereka dan mendesain aturan-aturan yang menguntungkan para bos dibanding para karyawan dan pemilik bisnis dibanding konsumen.”
Artikel ini muncul ditengah pergantian staff diantara beberapa pejabat Trump tingkat atas dan peningkatan penelitian atas tindakan bisnis-bisnis asing ia dan menantunya Jared Kushner.
Sebelumnya Trump telah menjadi target dari berbagai sampul majalah yang menyerangnya, termasuk penggambaran majalah TIME yang memperlihatkan rambutnya terbakar dan majalah Der Spiegel dari Jerman yang menggambarkan Trump sebagai seorang “pria terbelakang.”
Sumber: The Hill