[PORTAL-ISLAM.ID] Kampus STIE Ahmad Dahlan didatangi oleh aparat dari TNI dan Polri yang meminta data dari kampus itu. Data yang dicari itu disebut-sebut ialah soal penceramah yang mengisi khotbah di lingkungan kampus.
Hal tersebut termuat dalam tulisan Ketua STIE Ahmad Dahlan, Mukhaer Pakkana, dalam akun Facebook miliknya.
"Sebagai penanggungjawab kampus, saya tidak terima jika ada perlakuan aparat keamanan masuk ke kampus," tulis Mukhaer.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa aparat yang mendatangi kampusnya itu berasal dari Binmas Polsek Jatiuwung Kota Tangerang dan Babinsa Danramil Kota Tangerang pada waktu yang berbeda. Menurut dia, kedua aparat dari TNI dan Polri itu sempat meminta data pada pihak kampus.
"Pertama, Pihak Binamas Polsek Jatiuwung Kota Tangerang (nama terlampir tanda contreng) bertamu dan meminta agar pihak kampus menyerahkan daftar penceramah dan isi khotbah masing-masing khatib. Kedua, sebelumnya pihak Babinsa Danramil Kota Tangerang (nama terlampir) juga bertamu dan meminta nama-nama dosen dan alamatnya," kata Mukhaer dalam tulisannya.
Namun kemudian pihak kampus menolak dengan tegas permintaan itu. Kedua aparat itu kemudian langsung meninggalkan Kampus C STIE Ahmad Dahlan itu.
"Yang menjadi pertanyaan, apa urusan kedua institusi itu masuk kampus? Apa aparat itu hadir ke kampus atas perintah? Apakah Kapolri dan Panglima TNI memang punya program sweeping ke kampus? Di negara-negara komunis dan otoriter, lazimnya pihak aparat negara melakukan sweeping terhadap isi materi ceramah. Apakah bangsa kita jelang Pemilu dan Pilpres sudah terjebak dengan gaya otoritarian?" ujar Mukhaer masih dalam keterangannya.
Dikonfirmasi secara terpisah, Mukhaer membenarkan soal tulisannya tersebut. Ia bahkan mengaku sudah melakukan pengecekan terhadap anggota TNI dan Polri yang mendatangi kampusnya tersebut.
"Iya, kami sudah verifikasi aparat itu di Babinsa dan Polsek. Dan ternyata benar," kata Mukhaer saat dikonfirmasi Sabtu 7 April 2018.
Berikut tulisan lengkap Mukhaer itu:
Sbg penanggungjawab kampus, sy tdk terima jika ada perlakuan aparat keamanan masuk ke kampus. Pertama, Pihak Binamas Polsek Jatiuwung Kota Tangerang (nama terlampir tanda contreng) bertamu dan meminta agar pihak kampus menyerahkan daftar penceramah dan isi khotbah masing2 khatib. Kedua, sebelumnya pihak Babinsa Danramil Kota Tangerang (nama terlampir) juga bertamu dan meminta nama2 dosen dan alamatnya. Tentu secara tegas kami tidak memberikan dan tidak menerima perlakuan itu. Pihak aparat dari kedua institusi itu pun pamit balik. Yg menjadi pertanyaan, apa urusan kedua institusi itu masuk kampus? Apa aparat itu hadir ke kampus atas perintah? Apakah Kapolri dan Panglima TNI memang punya program sweeping ke kampus? Di negara2 komunis dan otoriter lazimnya pihak aparat negara melakukan sweeping terhadap isi materi ceramah. Apakah bangsa kita jelang Pemilu dan Pilpres sdh terjebak dgn gaya otoritarian? Sy bersumpah, tdk menerima perlakuan itu.
Menanggapi hal tersebut, ramai- ramai warganet berkomentar.
Apa urusannya Polisi dan TNI masuk ke kampus dan meminta daftar nama Dosen dan Khotib Serta isi Khutbah di Kampus STIE Ahmad Dahlan? Ini apa maksudnya. Pak @jokowi panglima TNI, Pak Kapolri???? pic.twitter.com/V9m3iYuWen— 359 Hari (@Dahnilanzar) April 7, 2018
Di bilang Rezim komunis gak mau— Barokah (@Barokah_bara) April 7, 2018
Di bilang Rezim Orba gak mau
Di bilang Rezim otoriter gak mau
Tapi cara memimpinya seperti Rezim di atas.
BEGINI namanya Kader @muhammadiyah sejati. Tegas dan tidak mudah menyerah. Ayo lindungi keselamatan Khatib2 kita. pic.twitter.com/1LeQmBX8we— Mustofa Nahrawardaya (@NetizenTofa) April 7, 2018