[PORTAL-ISLAM.ID] Debat Pilgub Jateng 20 April 2018 seru. Dua paslon saling serang. Panas. Mendidih. Ganjar-Yasin merubah taktik. Agresif dan ofensif. Ganjar pake blue jeans. Mirip koboy minus topi "ten-gallon".
Sebuah meme beredar. Ada foto Taj Yasin. Captionnya; "Monggo diterangkan secara biografi, demografi dan orkologis (entah apa itu)." Ya Gus, apa itu "orkologis"?
Yasin klaim angka kemiskinan turun 2,21% sudah bagus. "Alhamdulilah, kami yang terbaik," katanya.
Yasin cengar-cengir saat mendengarkan argumentasi Ida Fauziyah. Dia coba pelintir target Sudirman-Ida menurunkan kemiskinan 6% jadi 50%. Mungkin karena Ganjar cuma bisa mencapai angka 2,21% kalah jauh dari era Bibit Waluyo yang bisa menurunkan kemiskinan 5,75%. Yasin emosi. Darahnya naik saat disindir. Dia bilang belum bekerja. Padahal, Ganjar sudah lima tahun berkuasa.
Sudirman Said merilis alat peraga. Sebuah grafik kegagalan Ganjar mencapai target menurunkan kemiskinan.
Dua tahun pertama, grafiknya merah. Gagal. Tahun ketiga, Ganjar minta target direvisi. DPRD setuju. Target diturunkan. Tapi ya ampun, grafiknya tetep merah sampai tahun ke empat. Gagal maning.
Ngeles adalah modus politisi. Ganjar dan Yasin kerap salahkan pemerintah pusat. Soal bantuan pesantren, Yasin salahkan regulasi.
Sedangkan Ganjar berdalih makroekonomi yang baik merupakan kunci sukses Bibit Waluyo. Jadi, makroekonomi sekarang di bawah rezim Joko tidak baik ya?
Sudah empat kali debat, Ganjar-Yasin masoh belum ngerti soal target penurunan kemiskinan 6% dan proyeksi Sudirman-Ida menyerap 5 juta tenaga kerja.
Berkali-kali dijelaskan ada 8559 desa di seluruh Jawa Tengah. Bila dalam 1 tahun, 1 desa menyerap 100-150 tenaga kerja dikali 8559 desa artinya 1,2 juta skala provinsi. Dikali 5 tahun ya di atas 5 juta.
Tampaknya, kalkulasi sederhana ini sulit dipahami Ganjar-Yasin. Padahal, penjelasannya ngga pake "desil-desilan".
Sudirman Said keras menyatakan Kartu Tani gagal. Dibantah Ganjar. Menurutnya, semua penyuluh dan dinas sudah dikerahkan dan turun ke bawah. Dengan berani, Sudirman Said menilai itu 'excuse' menutupi kelemahan. Faktanya, di lapangan tidak seperti itu. Kartu Tani dirasa merepotkan petani.
Suasana langsung hening saat Sudirman Said ngomong e-ktp. Dia diam sejenak. "Ganjaran" dan "Yasinan" tegang.
Oiya, Setya Novanto sebut nama Ganjar sebagai salah seorang penerima fee proyek ektp. That's why, they are so tense and nervous.
Penulis: Zeng Wei Jian