[PORTAL-ISLAM.ID] Pengamat sosial politik dari The Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo mengatakan, jika Prabowo Subianto berpasangan dengan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) bisa mendongkrak elektabilitas Prabowo, namun belum mampu mengalahkan petahan Joko Widodo. Akan tetapi jika Prabowo berpasangan dengan Aher minimal bisa mengalahkan poros ketiga jika poros ketiga benar benar terwujud.
"Ya setidaknya jika Prabowo berpasangan dengan Aher bisa menjadi runner up jika peserta Pilpres diikuti lebih dari dua pasangan," jelasnya kepada Harian Terbit, Kamis (26/4/2018).
Pasalnya, sambung Karyono, figur Aher bisa mendongrak elektabikitas Prabowo di Jawa Barat, dimana pemilih terbesar ada di provinsi yang saat ini masih dipimpin oleh Ahmad Heryawan sebagai gubernur. Meski demikian pasangan Prabowo-Aher tetap tak mampu menaklukkan Jokowi yang juga mendapatkan dukungan dari beberapa partai koalisi.
"Jadi Prabowo-Aher bukan pesaing Jokowi. Apalagi berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga selisih elektabilitas antara Prabowo dengan Jokowi semakin jauh. Sementara figur Aher diprediksi hanya kuat di provinsi Jabar," tegasnya.
Sementara itu, pengamat politik dari Point Indonesia (PI) Karel Susetyo mengatakan, survei Kompas terakhir menunjukkan selisih yang semakin jauh antara Jokowi dan Prabowo. Hal ini menunjukkan secara logis bahwa mesin politik Jokowi saat ini jauh lebih banyak dibandingkan Prabowo, yang saat ini kemungkinannya hanya tinggal Gerindra dan PKS. PKS sendiri belum tentu mau mencapreskan Prabowo.
Namun, sambung Karel, yang dilakukan Gerindra terhadap PKS merupakan sebuah pekerjaan yang berat. Apalagi muncul nama Gatot yang secara logistik jauh menjanjikan ketimbang Prabowo. Gatot juga secara ketokohan lebih segar dibandingkan Prabowo. Oleh karena itu pasangan Prabowo Aher sulit untuk bisa mengalahkan Jokowi.
"Lebih baik hadirkan figur baru yang jauh lebih segar. Meskipun kans menang untuk mengalahkan Jokowi juga berat," paparnya.
Sumber: Harian Terbit