[PORTAL-ISLAM.ID] Serbuan massif buruh kasar Tenaga Kerja Asing (TKA) dari China/Tiongkok yang menggarap proyek-proyek investasi China di Indonesia, menjadi sorotan berbagai pihak. Bahkan DPR RI sudah menggulirkan Pansus Hak Angket TKA.
DR. Ronnie Higuchi Rusli, dosen tetap dan dosen penguji pada Program Studi S3 Manajemen Strategik pada program Pascasarjana Ilmu Manajemen FE-UI, mengungkapkan bedanya proyek yang dikerjakan Jepang dengan proyek yang dikerjakan China.
Apa perbedaan proyek Jepang dan China? Proyek yang dikerjakan Jepang tidak mendatangkan buruh kasar Jepang ke Indonesia. Jepang hanya mendatangkan TKA dengan skill tertentu. Sedangkan proyek China mereka mendatangkan buruh kasar dari China untuk mengerjakan proyek di Indonesia.
Sebagai perbandingan adalah proyek MRT Jakarta, singkatan dari Mass Rapid Transit Jakarta atau Moda Raya Terpadu atau Angkutan Cepat Terpadu Jakarta yang dikerjakan oleh Jepang.
Proses pembangunan MRT (110 km) telah dimulai sejak 10 Oktober 2013 dan diperkirakan selesai pada Maret 2019. Studi MRT sudah lama sebelum itu. Dan Jepang tidak mendatangkan buruh kasar, hanya tenaga ahli.
DR. Ronnie Higuchi Rusli sudah mengetahui proyek MRT sejak 1991 saat membimbing mahasiswanya S2 dengan tesis berjudul Perencanaan Pembangunan Sistem Angkutan Masal (Mass Rapid Transit/MRT) "Subway" di Jakarta.
"Proyek MRT di Jakarta sudah saya ketahui sejak tahun 1991 dari hasil bimbingan S2 saya di Pascasarjana UI. Sekarang dikerjakan Jepang di Jakarta👉 Coba liat sendiri ada gak ribuan “buruh kasar Jepang” yg mengerjakan proyek yg sangat komplex daripada KA Bandung-Jakarta (digarap China -red)??" kata Ronnie Higuchi Rusli di akun twitternya.
Dengan dikerjakan oleh tenaga kerja dan buruh kasar lokal, maka terjadi transfer knowledge.
"Yang pasti seteleh MRT selesai pekerja proyek MRT termasuk buruh kasarnya tau cara membuat terowongan MRT dibawah tanah untuk selanjutnya mengerjakan di kota-kota besar di Indonesia. Itu cara “know how transfer” proyek-royek yang dikerjakan Jepang untuk Indonesia. Cuma tenaga ahli yang datang," tambah Pak Ronnie.
Proyek MRT di Jakarta sudah saya ketahui sejak th 1991 dari hasil bimbingan S2 saya di Pascasarjana UI. Sekarang dikerjakan Jepang di Jakarta👉 Coba liat sendiri ada gak ribuan “buruh kasar Jepang” yg mengerjakan proyek yg sangat komplex drpd KA Bandung-Jakarta?? pic.twitter.com/aoLtPO6xV4— Ronnie Higuchi Rusli (@Ronnie_Rusli) 29 April 2018
Yg psti stlh MRT selesai pekerja proyek MRT trmsk buruh kasarnya tau cara membuat terowongan MRT di bwh tanah utk selanjutnya mengerjakan di kota2 besar di Indonesia. Itu cara “know how transfer” proyek2 yg dikerjakan Jepang untuk Indonesia. Cuma tenaga ahli yg datang.— Ronnie Higuchi Rusli (@Ronnie_Rusli) 30 April 2018
Itulah bedanya. Proyek yang dikerjakan Jepang dengan China.
Selengkapnya: https://id.wikipedia.org/wiki/MRT_Jakarta