[PORTAL-ISLAM.ID] Setelah disemayamkan di Rumah Duka Sinar Kasih, Jalan Batu Tulis, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, jenazah Hari Darmawan, pendiri Matahari, dikremasi di Denpasar, Bali.
Menurut penuturan warga setempat, H. Basri (53), sebelum ditemukan tewas mengambang, Hari Darmawan tiba-tiba hilang dari vilanya.
"Iya beliau awalnya ada di vila bersama sopirnya, sekitar pukul 21.00 WIB," katanya.
Saat itu sang sopir diminta untuk mengambilkan air minum di mobil yang diparkir tak jauh dari lokasi kejadian.
"Iya disuruh ambil air di mobil, tapi pas balik lagi beliau menghilang," jelasnya.
Kemudian warga setempat langsung membantu mencari korban.
Sekretaris Desa (Sekdes) Jogjogan, H. Jejen, juga mengatakan melihat mobil milik Hari terparkir di depan gerbang vila.
Sekitar pukul 20.00, Jejen yang baru sampai di vilayang bersebelahan dengan lokasi kejadian, merasa biasa saja saat melihat ada mobil Hari parkir di sisi jalan.
"Biasanya juga suka ke vila untuk istirahat meskipun jarang. Jadi sudah tidak aneh lagi," katanya.
H. Jejen sempat melihat sosok Hari berada di dalam vila yang berdekatan dengan bibir Sungai Ciliwilung.
Jejen tak menyangka Hari tewas terbawa derasnya aliran Sungai Ciliwung.
"Iya katanya tiba tiba hilang saat sopirnya disuruh ambil minum di mobilnya," ucapnya.
Juru bicara keluarga dari mendiang Hari, Ilham Fadjriansyah, menyatakan rencananya kremasi dilakukan pada Rabu 14 Maret 2018 mendatang.
"Saat ini masih menunggu kedatangan keluarga.”
“Sudah ada beberapa anggota keluarga yang dateng, masih nunggu," ujar Ilham, juru bicara keluarga mendiang, ketika ditemui di Rumah Duka Sinar Kasih, Sabtu 10 Maret 2018.
Menurutnya, jenazah Hari Darmawan akan dibawa ke Kota Denpasar, Bali, pada Sabtu sore.
"Sebelum dikremasi pada Rabu, jenazah disemayamkan di Rumah Duka Kerta Semadi, Denpasar," katanya.
Dikenal Suka Beramal dan Ramah
Semasa hidupnya, pemilik Taman Wisata Matahari (TWM), Hari Darmawan, dikenal sebagai sosok yang dermawan oleh masyarakat Cisarua, Kabupaten Bogor.
Sekretaris Desa Jogjogan, H. Jejen, mengatakan Hari merupakan sosok yang peduli dan ramah kepada warga sekitar villanya maupun TWM.
"Tahun 2000-an Pak Hari suka memberikan sembako kepada warga sekitar.”
“Biasanya pas mau Hari Raya Idul Fitri suka kasih THR juga," ujarnya, Sabtu 10 Maret 2018.
Namun, sejak berdirinya TWM sekitar tahun 2007, Hari mulai tidak lagi memberikan bantuan kepada masyarakat yang bertempat tinggal di Desa Jogjogan, Cilember, dan Leuwimalang Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.
Meski begitu, Hari tetap memperhatikan warga dengan merekrut sejumlah tenaga kerja dari tiga desa tersebut. Dia juga mengungkapkan sosok Hari di mata masyarakat setempat merupakan sosok yang ramah senyum.
Begitu mendengar Hari Darmawan meninggal, ratusan pelayat, tak terkecuali para mantan karyawan Matahari Departement Store, turut datang ke rumah duka.
"Sosok beliau tak ada duanya.”
“Ini yang datang ke sini termasuk para mantan karyawannya di Matahari.”
“Beliau ini sangat humble, beliau sangat Indonesia," ujar Ilham Fadjriansyah, juru bicara keluarga.
Selain itu, menurutnya, di mata para mantan karyawan, ada kata-kata Hari yang cukup berkesan yang pernah diucapkannya semasa hidup.
"Kata-kata beliau yang paling berkesan bagi saya yaitu cari keuntungan sebanyak banyaknya, tapi ambil secukupnya, karena sisanya untuk masyarakat.”
“Contohnya, ambil secukupnya untuk operasional, karyawan, sisanya untuk masyarakat.”
“Artinya apa, ya sedekah," ungkap Ilham.
Sementara itu, Mimah (23), seorang karyawan TWM, mengatakan Hari Darmawan sesekali terlihat di sekitaran TWM.
Senyum dan sapa pun kerap ditunjukkannya kepada para karyawan TWM.
"Iya kalau lagi ada di TWM karyawannya pasti disapa.”
“Kalau ngajak ngobrol saya gak berani," ujarnya.
Mamih mengaku kerap melihat Hari melakukan aktivitas lari lagi di sekitaran kawasan TWM.
"Suka lari keliling TWM pagi pagi, sekalian cek karyawannya juga.”
“Mungkin itu juga mengapa Pak Hari kelihatan sehat terus," ungkapnya.