Kepada Kader Partai,
Di manapun Antum semua berada
Di bumi Allah.
Ijinkan saya menulis surat kecil ini sekedar untuk menyampaikan kisah kebocoran-kebocoran dokumen selama proses saya ini. Semoga dapat dibaca dan ada gunanya. Saya memberanikan diri sebagai kader yang pernah bertemu dan bertatap muka dengan wajah-wajah yang ikhlas penuh pengorbanan di seluruh negeri.
Rasanya mereka berhak mengetahui dan membaca peristiwa yang tidak tuntas di depan kita dengan cara yang lebih baik. Maka surat langsung saya ini adalah klarifikasi tangan pertama, semoga ke depan kita dapat melawan fitnah yang menyebar dan berusaha merusak persatuan kita semua.
Peristiwa ini berlalu begitu cepat, nyaris tak ada kesempatan bagi kita semua untuk membaca secara cermat. Sementara kita terus merasa ada yang ganjil. Bahwa ada yang terjadi diluar yang kita kerjakan dan ada yang bergerak diluar yang kita ketahui. Pada saat kita menyangka ini semua akan menjadi rahasia ternyata di luar sana ada yang menjadikannya sebagai berita.
Persis seperti ketika menganggapnya sebuah bencana dan kesedihan kita, maka di luar sana ada yang berpesta.
Mari kita lihat...
Pertama, saat percakapan saya berdua dengan Ustadz Salim, berkali-kali secara tertutup rupanya di luar sana ada yang mengintip. Padahal beliau mengatakan bahwa pertemuan tertutup untuk kami berdua adalah percakapan pribadi, tetapi ada saja yang membuka.
Kedua, ketika saya melihat ustadz Salim seperti berat meminta kesediaan saya secara pribadi mundur (dari Waka DPR) maka dengan ringan saya menyampaikan kepada beliau, “bahwa jabatan adalah soal mudah dan kalau saya memiliki kemantapan hati saya siap melakukannya sendiri, dalam waktu dan cara yang paling baik.”
Ternyata diluar sana ada yang berpesta (mendengar kabar ini -red), tetapi setelah ternyata saya tidak jadi mundur (dari Waka DPR) rupanya ada yang marah dan kecewa.
INILAH PANGKAL LAIN DARI PERSOALAN INI KARENA USTADZ SALIM SENDIRI TADINYA MEMAKSUDKAN INI SEBAGAI KOMUNIKASI PRIBADI AKHIRNYA SEKARANG MENJADI KOMUNIKASI PUBLIK.
Ketiga, sekarang kita lihat bagaimana operasi ini bekerja. Ketika di belakang layar sekelompok orang merancang suatu operasi yang dimaksudkan untuk mengusir saya dari partai, sejak saat itu beberapa pejabat partai menyebut bahwa, “Fahri Hamzah sedang dievaluasi.”
Pernyataan ini muncul justeru setelah Ustadz Salim menyatakan bahwa saya adalah kader terbaik. Bahkan kemudian Wakil Sekjen (Mardani Ali Sera -red) membuat pernyataan publik, “bahwa kader minta Fahri dicopot.”
[TEMPO, 9 Januari 2016]
Kader PKS Minta Fahri Hamzah Dicopot Dari Wakil Ketua DPR
https://nasional.tempo.co/read/734540/kader-pks-minta-fahri-hamzah-dicopot-dari-wakil-ketua-dpr
Seandainya kita berani memikirkan ini dengan sedikit nalar dan logika awam maka jelas ini adalah serangkaian kegiatan dan operasi diluar yang kita maksudkan dari awal.
Terakhir, sekarang bagaimana menjelaskan peristiwa pembocoran dokumen pemecatan saya jika kronologinya adalah sebagai berikut:
- Menurut dokumen, pemecatan saya oleh Majelis Tahkim (MT) ditandatangani sekitar 11 Maret 2016 (sesuai surat).
- Tetapi sekitar tanggal 15 Maret 2016 surat itu sudah ada di tangan Sigid Haryo Wibisono (SHW) yang dikenal dekat dengan pak Suripto (anggota MPP) di dunia intelijen.
- Kepada Setya Novanto (Ketua DPR saat itu) dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon (yang memberi tahu saya langsung dan mereka bisa menjadi saksi) SHW MEMPERLIHATKAN KEPUTUSAN Majelis Tahkim dan menyampaikan bahwa saya akan dipecat kalau tidak mau nurut. Sigid meminta saya nego dan bertemu Adiseno. Tapi saya (via Fadli Zon) menolak semua rencana Sigid.
- Lalu, mohon verifikasi tentang kepergian Pak Suripto ke Tokyo akhir April lalu untuk bertemu dengan Presiden dan Ketua MPP beserta beberapa pengurus yang sedang berada di sana. Sebab pada periode itulah keputusan Majelis Tahkim mulai beredar di kalangan wartawan.
- Sampai tanggal 3 April pagi surat pemecatan oleh Presiden PKS belum diteken meskipun keputusan Majelis Tahkim sudah diteken 11 Maret dan bocor setelah itu kepada beberapa orang dan kemudian bocor ke publik sekitar tgl 1 April 2016, akibatnya sangat heboh. Maka presiden PKS terpaksa mengakui pemecatan itu dalam sebuah rilis Whatsapp, lalu buru-buru pulang ke Jakarta mendarat tgl 3 April sore. Saya mendengar bahwa surat pemecatan langsung diteken dan pada malam itu jam 19.43 di masjid depan rumah, OB DPP mengantar surat tersebut.
- Saya bukan merasa tidak terhormat bahwa saya hanya dipecat melalui seorang kurir surat. Tetapi menarik dikaji bahwa operasi ini gagal bergulir secara elegan sejak awal. Operasi ini penuh intrik, fitnah, intimidasi dan pemaksaan yang bukan merupakan cara bangsa Indonesia apalagi cara Islam. Operasi ini mirip kelakuan PKI atau Machiavelli, menghalalkan segala cara asalkan tujuan tercapai.
Sekarang pertanyaannya adalah, apakah ini semua kebetulan dan apakah ini semua diketahui secara sadar oleh pimpinan partai yang artinya ini semua cara kerja PKS?
Pertanyaan ini sangat penting dijawab, sebab sejauh yang saya mengerti dari partai ini sejak sebelum menjadi partai sampai sekarang saya tidak pernah diajarkan untuk bertindak seperti ini kepada siapapun apalagi kepada saudara sendiri. Bahkan dalam falsafah keadilan (justice, Al-'Adalah), kita diperintahkan berbuat adil meskipun kepada musuh. Allah berfirman, dalam satu ayat yang kita jadikan dasar ketika kita deklarasikan Partai Keadilan 1998 lalu:
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS Al-Maaidah: 8)
Ikhwan sekalian, itulah yang hilang belakangan ini. Cinta sepertinya sudah dibuang. Ukhuwah nampaknya sudah dicampakkan. Dan atas nama qiyadah yang namanya digunakan secara serampangan, segelintir orang mengoperasikan gerakan intelijen di dalam partai kita.
Beberapa yang saya rasakan sebagai operasi intelijen adalah:
1. Ada Pembocoran rahasia partai secara terus menerus dan sadar atau tidak juga menggunakan orang dalam.
2. Ada kegiatan menyadap HP dan komunikasi pimpinan yang ditandai dengan adanya kemudahan untuk membaca dan mengetahui pergerakan partai dan termasuk keputusan tertutup.
3. Ada upaya adu domba yang mengkubu pimpinan dan secara terus menerus memfitnah pimpinan lama dengan menyebut mereka bersalah, tidak murni (tidak asholah -red), bukan partai dakwah, dll.
Operasi itu terus berlanjut. Bahkan secara membabi buta menyebar fitnah kepada saya dan siapapun qiyadah lainnya yang nampak dan atau memberikan sinyal kesepakatan dengan saya. Maka sebuah sengketa besar mereka persiapkan entah untuk apa. Tetapi saya punya firasat bahwa mereka ingin mengubur kita dari dunia ini. Wallahu'alam.
Akhukum fillah,
FAHRI HAMZAH
Sumber: http://bersamafh.com/klarifikasi-terkait-operasi-intelijen-dalam-tubuh-partai/
***
Ini hanya kebetulan aja kali ya
— ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤㅤ (@RajaPurwa) 14 Maret 2018
👇👇👇
Keputusan pemecatan @Fahrihamzah oleh Majelis Tahkim (MT) PKS di ttd pada 11 Maret 2016 https://t.co/7RKRyByrPj
Pada tanggal yang sama #LBP berkunjung ke kantor DPP @PKSejahtera https://t.co/NnNhDeVzhi@msi_sohibuliman @anismatta @ pic.twitter.com/x5pMGIvb9R