[PORTAL-ISLAM.ID] Elektabilitas dan keterpilihan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai calon Wakil Presiden Joko Widodo rendah dan jauh dari harapan.
Berdasarkan hasil survei Political Communication Institute yang dirilis kemarin, Cak Imin hanya menempati peringkat keempat sebagai cawapres untuk dipasangkan dengan Jokowi. Hasil survei tersebut, Cak Imim hanya memperoleh 10,33 persen. Diatas Cak Imin ada AHY 24,08%, Zulkifli Hasan 20,08%, Gatot Nurmantyo 18,92%. Sedangkan untuk dijadikan cawapres Prabowo, Cak Imin tak masuk tiga besar.
Oleh karena itu, Cak Imim terus berupaya agar bisa meningkatkan elektabilitas dan keterpilihannya sebagai cawapres Jokowi. Salah satunya adalah berziarah ke makam mantan politisi senior PDIP Perjuangan, Taufik Kiemas kemarin di TMP Kalibata, Jakarta.
Sebagaimana dikutip dari inews.id, Senin, 26 Maret 2018, Cak Imin berziarah ke makam mantan Ketua MPR RI. Selain mengirimkan doa untuk almarhum Taufiq Kiemas, Cak Imin tak lupa menyampaikan niatnya sekaligus meminta restu di depan makam Taufiq Kiemas untuk menjadi cawapres mendampingi Jokowi.
Kalau bicara soal agama, Cak Imin tak perlu diajarkan lagi, sudah khatam dan paham tentang agama. Berbicara soal pengalaman, Cak Imin memiliki segudang pengalamam, baik di organisasi, eksekutif maupun legislatif. Dari sisi kreasi dan inovasi, Cak Imin jagonya. Misalnya mengkreasikan dirinya sebagai Cawapres Zaman Now dan sebagainya.
Cak Imin yang merepresentasikan diri sebagai cawapres Zaman Now, seharusnya menunjukkan kerja, meyakinkan Jokowi bahwa dirinya layak menjadi cawapres dengan menelorkan ide-ide dan gagasan yang membuat Jokowi kepincut. Membuat gerakan-gerakan yang bisa menarik simpati elit-elit partai pendukung.
Di samping itu, Cak Imin sebagai tokoh yang memahami agama meminta restu terhadap sebuah keinginan harusnya kepada sang pencipta, orang tua dan anak istri serta kepada tokoh-tokoh bangsa yang masih hidup. Bukan kepada mayat.
Kebiasaan warga NU yang berziarah ke makam-makam kiai, ulama, tokoh nasional tak perlu diperdebatkan. Hanya saja meminta restu menjadi cawapres kepada mayat sesuatu yang tergolong aneh.
Bisa dibayangkan, bila memang Cak Imin yang mengaku Santri itu menjadi cawapres bersama Jokowi lalu kemudian terpilih dan menjadi wapres, apa jadinya bila masalah bangsa yang komplek ini tidak bisa diselesaikan dengan baik, lalu masalah tersebut dimintakan penyelesaiannya kepada mayat.
Penulis: Zul Sikumbang, jurnalis rilis.id
Akun twitter: @Pelorsikumbang
Akun twitter: @Pelorsikumbang