[PORTAL-ISLAM.ID] Usai bertemu pimpinan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada Kamis, 1 Maret 2018 lalu, kini giliran Partai Perindo ditemui Presiden Jokowi di Istana Merdeka.
Dalam audiensi dengan Jokowi kemarin, Ketua Umum Perindo, Hari Tanoesoedibjo, langsung ditemani sejumlah elite seperti Sekjen Ahmad Rofiq, Wasekjen M Sofian, Ketua DPP Yamin Tawari, Ketua DPP Bidang Hukum dan HAM Christhoporus Taufik, dan Wasekjen Doni Ferdiansyah, serta Ketua DPP Bidang Organisasi Syafril Nasution.
Audiensi Perindo dengan Jokowi ini pun menuai tanggapan tajam Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah.
"Ketum diancam,
Ketum nyatakan dukungan,
Ketum bebas.
Jadi gitu cerita hukum kita pak presiden? Enak betul...," tulis Fahri, Selasa 6 Maret 2018.
Ketum diancam,— #MerdekaBro! (@Fahrihamzah) March 6, 2018
Ketum nyatakan dukungan,
Ketum bebas.
Jadi gitu cerita hukum kita pak presiden? Enak betul... https://t.co/NFQ18awz1J
Seperti diketahui, awal Juli 2017 lalu, CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ancaman melalui pesan singkat kepada Jaksa Yulianto.
Tiba-tiba kasus HT menguap begitu saja dan muncul pernyataan dari Ketua Dewan Pembina Keagamaan DPP Perindo Abdu Kholid Ahmad yang menyatakan bahwa Hary Tanoe bebas dari seluruh masalah.
"Ketua Umum kita Pak Hary Tanoesoedibjo telah bebas dari segala masalah atau problem yang menerpa," ungkap Ketua Dewan Pembina Keagamaan DPP Perindo Abdu Kholid Ahmad, di Palu, Sabtu, seperti dilaporkan Kabar24, 24 September 2017.
Tak lama berselang, Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Hary Tanoesoedibjo kembali menegaskan bahwa Perindo mendukung Presiden Joko Widodo saat ini dan akan berlanjut pada Pemilu Presiden 2019.
"Program pemerintah Pak Jokowi kami dukung untuk membangun ekonomi dan politik yang baik di Tanah Air. Dan pada waktu 2019 nanti jelas, Partai Perindo akan militan," kata Hary, usai pendaftaran calon peserta Pemilu 2019 di Komisi Pemilihan Umum RI (KPU), Jakarta, Senin, 9 Oktober 2017 seperti dirilis KOMPAS.
Gayung bersambut, Jokowi pun menerima dukungan Perindo.
Dengan sedikit modifikasi, kisah Hary Tajoe mendukung Jokowi ini mengingatkan kembali pada sebuah line sebuah pariwara lawas di televisi.
"Kasus hukum Hary Tanoe? Kasus hukum apa? Sudah lupa tuh...".
Benarkah dengan mendukung Jokowi semua kasus hukum menguap, sebaliknya jika berseberangan, kesalahan seujung kuku saja bisa dijadikan persoalan dunia?