Ikhwah fillah, jangan pernah kehilangan kegembiraan dalam siatuasi apa pun. Kita harus menyimpan kegembiraan dalam kondisi apa pun juga. Kita bisa melewati hari-hari sulit ini dengan tertawa. Dan tahukah Antum apa yang menjadi sumber kegembiraan kita? Karena cobaan ini adalah isyarat dari Allah bahwa kita akan naik kelas.
Dalam kaidah fikih, ulama yang mengatakan seperti ini, “Urusan itu, kalau menyempit meluas, kalau meluas menyempit”. Contohnya adalah ketika salat. Di saat kita musafir, waktu kita sempit, Allah memberikan banyak keringanan dari Allah termasuk men-jama’ dan men-qasar salat. Jadi, waktu kita kepepet, di situlah peluang itu. Waktu kita terjepit, di situlah Allah membuka peluang.
Oleh karena itu di saat perang Khandaq pasukan musuh mengepung Madinah, dan Rasulullah hanya mendapatkan waktu 6 hari dalam membuat parit ini. Dan tahukah Antum berapa panjang parit itu? Berapa luas dan dalamnya? Lebarnya enam meter, dalamnya tiga meter, dan sepanjang setengah kota Madinah. Dan dikerjakan saat musim dingin. Dan cobalah Antum bayangkan, yang akan dilawan ini adalah sepuluh ribu pasukan, koalisi besar dari seluruh pasukan Quraisy. Begitu tegangnya situasi ini sampai Allah menurunkan ayat yang di sebut dengan surah al-Ahzab.
Tahu artinya al-Ahzab? Al-Ahzab berarti partai-partai, golongan-golongan, dan kelompok-kelompok, semuanya menyatu. Luar biasa tekanan kepada umat Islam pada waktu itu. Allah mengatakan, “Dan ingatlah ketika mata kalian membalalak, dan jantung kalian telah sampai di tenggorokan, dan kalian mulai menduga-duga yang buruk tentang Allah, di tempat itulah orang itulah diuji dan mereka digoncang segoncang-goncangnya.”
Suatu saat kaum muslimin menemukan batu besar yang mereka pecahkan akhirnya Rasulullah mengambil kapaknya, dan memukul batu karang itu. Setiap pukulan Rasulullah mengatakan, “Romawi akan kita bebaskan!” Di manakah Rasulullah menjanjikan pembebasan Romawi itu? Kapan situasinya? Justru ketika mereka semuanya sedang terkepung.
Jadi, Ikhwah sekalian, berbahagialah karena kita akan menjalani takdir yang lain. Bahwa yang tampak sebagai keterpurukan, apa yang tampak sebuah keterjepitan, apa yang tampak sebagai sebuah musibah, sesungguhnya merupakan pintu kecil yang mengantarkan kita jalan panjang menuju kemenangan, insyaallah.
Jadi harus mempertahankan harapan kita, optimisme kita, kegembiraan kita. Jangan membiarkan orang lain membuat kita sedih. Jangan biarkan orang lain membuat peristiwa yang mengubah hidup kita. Jangan biarkan orang lain menentukan nasib kita sendiri.
Suatu saat Presiden Bosnia Izetbegovic diwawancarai oleh media, waktu Bosnia dibantai bertempur dengan Serbia pada tahun ’93 - ’94. Beliau ditanya tentang masa depan perang Bosnia dan Serbia. Beliau mengatakan yang akan memenangkan pertempuran ini bukan siapa yang membunuh lebih banyak, tapi siapa yang bisa bertahan hidup lebih lama.
Jadi, Ikhwah sekalian, ini bukan berapa banyak korban dari kedua belah pihak. Yang yang menentukan dalam pertarungan itu adalah yang bertahan hidup lebih lama. Dan, insyaallah, kita memiliki syarat-syarat kehidupan yang lebih lama itu, dan salah satu syarat itu adalah kebahagiaan.
(Anis Matta)
#ArahBaruIndonesia2019