[PORTAL-ISLAM.ID] Wong kere selalu dihinakan. Kerja keras. Tulang mereka mengering. Kulit terbakar ultra violet. Mereka ngga pernah ke salon, facial atau nge-gym. Pakaian mereka sederhana. Agak kumal. Tapi biasanya, mereka senada dengan alam. Mereka disebut proletar, buruh-tani dan marhaen.
Sebagai plagiator Ahok, Ganjar Pranowo akan berakhir serupa. Ngaku marhaenis, tapi dipanggil "ndoro" seperti fosil zaman feodal.
Dia Goliath di Jawa Tengah. Ditopang orang kaya. Sang Gubernur Twitter. Gubernurnya zaman now. Gubernur Milenial. Sekali pun, 60% penduduk tinggal di pedesaan.
Saya duga Ganjar Pranowo bakal tumbang. He does not have a chance. Bagai raksasa berkaki lempung.
Head to head, Ganjar kalah segala-galanya dari Sudirman Said. Pengalaman, maturity, track record anti korupsi, kedalaman, tata krama, gesture dan lain-lain. Sudirman lebih "Njawani" dibanding Ganjar.
Mungkin ada santri Gus Yasin mengira Ganjar akan masuk bui akibat kena kasus e-KTP. Sehingga sekali pun Ganjar menang, tapi yang jadi gubernur adalah Gus Yasin.
Tetep Ganjar sulit menang. Disebut-sebutnya nama "Ganjar" di kasus e-KTP, bikin sebagian orang Jawa Tengah malu. "Ngisin isini," kata mereka.
Arianti Dewi dari Golkar resign. Dia tolak mendukung Ganjar. Sama seperti Pilgub Jakarta, koalisi partai hanya di tingkatan elite.
Ganjar minus prestasi. Di Tegal, ada 11.940 anak putus sekolah. Nasib tani tidak membaik. Tanggul di Brebes dan Pekalongan jebol. Banjir di mana-mana. Kemiskinan marak. Jalanan tetap berlubang. Gap Utara-Selatan masih lebar.
Variable lain yang membuat Ganjar bakal tumbang adalah faktor Cawagub. Kualitas Ida Fauziah di atas Gus Yasin. Lebih mumpuni. Fatayat NU solid. Ida Fauziah sosok keibuan, religius, santun, sederhana, tanpa make-up, jauh dari kesan glamor, low profile tapi berkarakter.
Gus Yasin berusia 34 tahun. Masih muda banget. Ganjar bermaksud mengkapitalisasi pamor Mbah Maimun Zubair. Tapi, semua orang pun ngerti, tidak memilih Gus Yasin bukan berarti tidak menghormati Mbah Moen. Beliau tetap dihormati sebagai kyai sepuh.
Kesadaran politik rakyat diam-diam membaik. Mereka paham. "Ambil duitnya, jangan pilih orangnya" kerap terdengar. Jadi percuma itu logistik masif.
Paling penting adalah dukungan para kyai. Banyak Kyai yang katakan ini kepada Ibu Ida Fauziah;
"Sampeyan ora mung tak dungakno, tapi tak rewangi nganti dadi".
Penulis: Zeng Wei Jian