[PORTAL-ISLAM.ID] Pertarungan menuju Pilgub Jawa Tengah semakin memanas. Hal ini disebabkan karena adanya ketidakpuasan masyarakat kelas bawah di Jawa Tengah.
Tingginya angka kemiskinan, lambannya pembangunan, tak terlaksananya janji-jani, kisruh pabrik semen, dan disebutnya nama Ganjar oleh Setya Novanto sebagai penerima suap e-KTP membuat Ganjar yang dulu berslogan "mboten korupsi lan mboten ngapusi" kehilangan kepercayaan masyarakat.
Jeritan rakyat Jawa Tengah, yang beberapa dari mereka bahkan rela menyemen kaki sebagai bentuk protes terhadap Ganjar ternyata tak mampu membuat Ganjar berpaling. Ndoro Ganjar tetap cuek.
Akibatnya, pelan-pelan rakyat mencabut dukungan untuk Ganjar dan mengalihkannya kepada Sudirman Said.
Aspirasi rakyat kebanyakan ini sempat dinyinyiri oleh para buzzer Ndoro Ganjar. Mereka menuding Sudirman telah memanfaatkan kemiskinan rakyat Jateng.
Padahal sejatinya, rakyat hanya ingin menagih komitmen Ndoro Ganjar yang sudah berjanji untuk "mboten korupsi lan mboten ngapusi" (tidak korupsi dan tidak berbohong).
Pembelaan para relawan digital untuk Ndoro Ganjar akhirnya melahirkan tanya warganet. Mengapa Ndoro Ganjar kini tak berani menggunakan tagline "mboten korupsi lan mboten ngapusi". Apakah pusaran skandal e-KTP menyebabkan Ganjar enggan berurusan lagi dengan kata "korupsi"?.
Entahlah.. Yang jelas, seorang warganet akhirnya dengan sukarela membuatkan tagline baru untuk Ndoro Ganjar. "Kulo korupsi, mboten terdeteksi".Jadi inget slogan ndoro @ganjarpranowo 5 tahun lalu: "mboten korupsi, mboten ngapusi". Kenapa sekarang tak berani pakai slogan itu lagi? 😃 https://t.co/dkVS4kcUUE— Warta🌐Politik™ (@wartapolitik) February 14, 2018
Ganti 'Kulo Koropsi Mboten kedeteksi'— #SayaPribumiMuslim (@Pedang_Terhunus) February 14, 2018