[PORTAL-ISLAM.ID] Salah satu momok yang dihadapi TransJakarta adalah maraknya kasus armada mereka yang terbakar. Seperti yang terjadi pada 2015 dan 2016. TransJakarta pun mengaku telah mempelajari kasus tersebut. Di mana terjadinya kebakaran karena masalah korsleting pada kelistrikan.
Kini beragam ubahan telah disesuaikan pada TransJakarta terbaru yang tengah disiapkan, agar meminimalisir kasus di atas.
Direktur Utama TransJakarta, Budi Kaliwon mengatakan, armada yang mengalami kasus kebakaran datang dari jenama Zhongtong.
"Bus China waktu itu (terbakar), kami enggak lagi memakai bus itu juga bukan karena terbakar. Tapi tidak ada agen pemegang mereknya. Jadi kalau untuk perawatannya susah begitu, juga dengan spare parts," ujarnya.
Beberapa kasus terbakarnya bus TransJakarta diungkapkan karena sopir merasa bingung dengan tombol fitur yang bisa mematikan sistem kelistrikan. Padahal bus China juga sudah dilengkapi fitur untuk mematikan sistem kelistrikan, jadi bukan hanya di model baru lansiran Mercedes-Benz saja.
"Pengalaman bus China yang terbakar, bukan merah tombolnya, tidak seperti Mercedes-Benz, tapi hitam. Dan tombolnya di tengah-tengah. Jadi mau pencet bingung jadi salah semua. Bus kita yang baru ada itu semua, di pasang nambah biaya enggak apa-apa (termasuk Scania)," tuturnya.
Diketahui TransJakarta pada 2013 lalu menggunakan bus dari China Zhongtong. Namun belakangan bus itu disorot banyak pihak karena kualitasnya yang buruk, serta acap ditemukan masalah. Pada 2016, gubernur saat itu, Basuki Tjahaja Purnama pun menolak pemesanan Zhongtong. Walau masih ada beberapa bus Zhongtong yang sempat didatangkan, semata-mata hanya memenuhi kontrak yang sudah terlanjur diteken.
Sumber: Viva