[PORTAL-ISLAM.ID] Pengungkapan jaringan internasional narkoba selama sebulan terakhir menunjukkan bahwa Indonesia ini menjadi bidikan pasar internasional.
Demikian disampaikan Ketua Kelompok Komisi (Poksi) III F-PKS DPR RI, Habib Aboe Bakar Al Habsy dalam keterangan persnya, menanggapi masuknya kembali narkoba jenis sabu, yang banyaknya tidak tanggung-tanggung, yakni sebanyak 3 ton.
Diungkap Habib Aboe Bakar sapaan politisi PKS itu, sebulan terakhir informasi inteljen Cina yang kepada BNN sebagaimana disampaikan Kepala BNN Komjen Pol Budi Waseso terbukti benar. Ada sekitar 5 ton sabu senilai Rp 10 triliun menuju perairan Indonesia.
Tangkapan pertama 1 ton di Batam. Tangkapan kedua 1,6 ton pekan lalu juga di Batam dan ketiga kemarin sekitar 3 ton juga di perairan yang sama, yakni Batam Kepri.
“Kalau barang ini beredar bisa membuat teler 30 jutaan orang, tentunya akan sangat membahayakan negara kita,” katanya mengkhawatirkan.
Dilihat dari strategi pertahanan, kata Habib Aboe Bakar lagi, bisa jadi ini semacam proxy war. Ada yang ingin menghancurkan Indonesia tanpa mengirim tentara, tapi yang dikirim sabu supaya warga Indonesia teler semua.
Penggunaan narkoba sebagai proxy dalam peperangan pernah digunakan Inggris saat menghadapi China. Strategi ini dianggap cukup sukses, dengan perang candu akhirnya china bisa jatuh ke tangan Inggris.
“Jangan lupa Inggris merebut pulau Hong Kong setelah mengalahkan Cina dalam Perang Candu Pertama. Setelah Perang Candu Kedua, Beijing dipaksa menyerahkan Kowloon, kawasan di seberang Hong Kong,” ujarnya.
Tentunya, lanjut Wakil Ketua F-PKS DPR itu, hal ini merupakan warning buat bangsa Indonesia, apalagi ada informasi lain bahwa masih ada 600 ton bahan sabu kualitas tinggi. Tentunya ini akan menjadi ancaman lanjutan untuk Indonesia.
“Karenanya aparat penegak hukum harus bekerja lebih keras lagi untuk menghalau masuknya barang haram tersebut ke Indonesia. Juga, kerja sama antar lembaga harus ditingkatkan, selain itu tukar informasi inteljen harus juga ditingkatkan, hal ini untuk menumbuhkan kewaspadaan terirorial kita,” pungkas Habib Aboe Bakar. (Aldo/BeritaBuana)