[PORTAL-ISLAM.ID] Tidak cukup dengan barisan jenderal seperti Hendro, Luhut, Wiranto dan lain-lain. Masuknya Agum dan Moeldoko memperpanjang skuad jenderal pendukung untuk membendung laju Prabowo. Aksi terorpun dimainkan.
Setelah Novel Baswedan disiram dengan air keras yang menyebabkan matanya cacat permanen serta nyaris merenggut nyawanya.
Ulama dan aktifis kritis ditangkap dan dipenjarakan. Konsumen pembeli hunian reklamasi yang tidak puas dan protes dengan pengembang dipanggil kepolisian.
Kini kejadian lebih gila dan sinting lagi adalah Fernando pengawal Prabowo dan kader partai Gerindra, ditembak, tepatnya, kena jantungnya oleh anggota Brimob Kelapa Dua, hingga meninggal ditempat.
Kejadian ini adalah teror terhadap Prabowo! Sosok pemimpin yang ditakuti dan sanggup menghalangi sepak terjang dan kegilaan rezim yang ingin menjerumuskan negara dan bangsa dalam kebangkrutan total.
Berbagai langkah tidak dapat membendung ketegaran dan sanggup menghadapi elektabilitas Prabowo, maka teror tembak pengawalnya sebagai pesan agar Prabowo menyerah.
Ulama saja mereka tindas, apalagi hanya Prabowo. Jika Prabowo masih ambisius menghalangi kegilaan rezim, satu-satunya jalan mereka tidak sungkan-sungkan untuk melenyapkan Prabowo.
Penulis: Martimus Amin, Pengamat Hukum dan Politik The Indonesian Reform