Oleh: Tere Liye*
Ada sebuah keluarga PNS sederhana. Bapaknya kerja di pemda urusan perijinan, istrinya ibu rumah tangga biasa. Seumur-umur, 40 tahun bekerja sebagai PNS, tidak sekalipun minta uang, menyulitkan orang lain. Justeru sebaliknya bekerja tepat waktu, selalu berusaha memenuhi janji, memudahkan orang lain, takut sekali telah mengambil hak orang lain.
Saat tua, masa-masa muda yg penuh kesempatan berlalu begitu saja, 40 tahun bekerja, apa yg dia dapat? Hasilnya ya begitu-begitu saja. Rumah sederhana, motor tua sering ngadat, tabungan tak ada, hanya uang pensiun.
Tetapi hidup ini tidak pernah tertukar, Kawan. Satu mili pun tidak. Anak mereka, 6 orang, semua berhasil. Lulusan luar negeri, memiliki profesi baik, punya keluarga baik, cucu-cucu yang pintar, cantik, tampan, ilmu agama mumpuni, saleh, hidup berkecukupan, 6 orang anaknya sukses.
Semua kejujuran, kemudahan dan pertolongan yang diberikan bapak PNS ini mantul, membal, kembali kepada anak-anaknya. Si sulung ingin daftar S1, banyak sekali yg bantu, anak nomor 2 ingin memulai bisnis, tidak terhitung kemudahan terbuka. Bahkan urusan sepele, saat anak-anak mereka masih kecil, dan jatuh sakit, meski hidup sederhana, semua pintu pertolongan seperti terbuka begitu saja. Menakjubkan. Dan itu baru di dunia, kita tidak tahu, akan seberapa besar membal, mantul, kembalinya semua kebaikan bapak PNS ini kelak di akherat kepadanya.
Keluarga sederhana ini, di dunia bahagia, kelak di akherat juga bahagia.
Apakah kisah ini cerita fiksi? Tidak juga, ada contohnya di sekitar kalian, saat sebuah keluarga benar-benar mendapatkan keberkahan.
هَلۡ جَزَآءُ ٱلۡإِحۡسَـٰنِ إِلَّا ٱلۡإِحۡسَـٰنُ
"Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan [pula]." (QS Ar-Rahman: 60)
Dan ingatlah baik-baik, begitu pula sebaliknya dengan semua keburukan. Bagi orang-orang yang korup, keluarga-keluarga pelaku korupsi, hidup ini tidak pernah tertukar, termasuk hukuman dan bencana. Jadi mari direnungkan, dicamkan, diyakini.[]
*Sumber: fb Tere Liye