[PORTAL-ISLAM.ID] Berudu atau kecebong adalah tahap pra-dewasa (larva) dalam daur hidup amfibia. Berudu eksklusif hidup di air dan berespirasi menggunakan insang, seperti ikan. Kita mengetahui sebagai salah satu jenis tahapan daur ulang amfibia. Tetapi apa yang dimaksud dengan “Kecebong Medsos“?
Kecebong Medsos merupakan kecebong sosial media. Apakah ini ujaran kebencian? Tidak! Karena ada sebagian kelompok yang malah mendeklarasikan kelompoknya adalah “kecebong”. Nama “kecebong medsos” karena ruang gerak mereka di media sosial. Mereka dengan bangga menyebut diri mereka sebagai “kecebong” atau lebih familiar disebut “cebong” ada juga yang menyebutnya “ebong” bahkan “bong”.
Saya kira ini adalah fenomena di jaman now. Kecebong medsos ini terindikasi secara tak langsung merupakan pendukung politik kubu tertentu. Mereka akan dukung, bahkan menjilat siapapun yang mereka anggap junjungannya. Mereka juga bisa menyerang dengan opini, framing, spin, pemberitaan yang dianggap menganggu atau menyenggol eksistensi junjungannya. Secara lebih detail apa yang dianggap mengganggu eksistensi junjungan dan misi mereka akan saya jabarkan.
Kecebong sendiri memiliki pos-pos atau titik kumpul pada akun-akun medsos yang dianggap sebagai panutan atau standar informasi. Yah, akun medsos yang umumnya buzzer politik itu biasa disebut “Katak Medsos” nanti kita bahas pada posting selanjutnya. Terkadang yang membuat lucu ketika mereka para kecebong medsos begitu piawai memainkan framing media hasil lemparan dari katak medsos, mereka akan ikuti apa yang diframing katak medsos, sehingga istilahnya “membebek” jadi ketika pos argumen mereka atau basis informasi mereka salah, yaitu katak medsos mereka juga akan salah mengolah. Makanya ada seorang dosen dari salah satu universitas terkemuka menyebut mereka “sekolam” tepatnya “IQ 200 Sekolam” sebuah metafora lucu yang berarti banyak makhluk dalam suatu komunitas namun total IQ 200 saja dan mendapat sertifikat “Bong 200”. Tapi dalam satu kolam tentu banyak jenis kecebong medsos, mari kita lihat jenis kecebong medsos atau kecebong media sosial.
Kecebong Liberal
Jenis kecebong ini selalu gunakan SARA sebagai formula framing. Karena diisi oleh para aktifis islam liberal dan tokoh liberal imitasi. Kenapa imitasi? Karena mereka mengaku liberal namun fanatik dan keras kepala memaksakan keliberalan mereka dengan batas yang mereka buat. Karena konteks mereka berbasis studi agama. Kecebong jenis ini sangat pintar memainkan framing yang berhubungan dengan headline berbau islam. Mereka kerap nyinyir syariat dan membenturkan bahkan mencampuradukan islam dengan agama lain. Biasanya mereka akan stigma arabisasi, onta, bahkan datarian. Jelas, liberal imitasi yang gagal paham akan arti liberal itu sendiri. Bahkan mereka kerap framing syariat dan membenturkannya dengan pemikiran liberal mereka. Itulah kecebong liberal. Mengadu domba ormas islam dengan ormas islam lainnya yang mereka klaim adalah bagian bahkan milik mereka.
Kecebong Atheis
Jenis kecebong ini biasanya selalu mengaku paling pancasila paling nasionalis dengan membenturkan agama satu dengan lainnya. Bahkan islam menjadi korban untuk diframing busuk seolah orang-orang yang taat dengan islam itu anti NKRI. Padahal jika melihat Sila Pertama Pancasila adalah Ketuhanan, lalu mereka merasa paling pancasila, sila pertama saja tidak mereka penuhi, bagaimana bicara pancasila bahkan paling pancasila? Kecebong jenis ini juga sangat benci headline mengenai syariat, dan hal berbau islam.
Kecebong Komunis
Kecebong jenis ini bisa jadi bagian dari “kecebong atheis”. Tapi, kecebong ini memiliki ruang gerak tersendiri. Kecebong komunis ini lebih banyak menghabiskan gerak mereka pada basis framing tokoh-tokoh kiri pergerakan. Bahkan mereka akan menyalak ketika ada yang mencolek isu G30S PKI. Terlihat mereka sangat antusias menyuarakan hal berbau Orba. Bahkan kerap menuding akun-akun medsos yang islami dengan pro khilafah anti NKRI. Kadang juga mereka lakukan framing busuk pada tokoh islam, ulama, ormas islam, partai berbau islam sampai lakukan pembusukan melalui propaganda dan framing media.
Kecebong Amis
Kecebong ini bergerak dengan melakukan framing busuk terhadap tokoh partai politik, partai politik, dan gerakan politik bahkan gerakan umat yang dianggap berseberangan dengan junjungan mereka. Kecebong jenis ini kerap berkomentar kotor di akun-akun yang lakukan kritik pedas terhadap junjungan dan kepentingan mereka. Kecebong jenis ini merupakan lingkaran terdekat katak medsos atau buzzer politik yang bergerak dengan kombinasi akun trol buzzer politik atau katak medsos.
Kecebong Sosialita
Kecebong jenis ini yang umumnya memiliki daya tarik khusus bagi warganet. Karena dibalik akun-akun yang menyodorkan info random; gaya hidup, film, asmara, komedi, selalu menyelipkan bumbu propaganda pesan kebencian dibungkus humor kepada tokoh-tokoh tertentu, ormas tertentu, partai tertentu, bahkan headline media berbau islam. Bungkus elegan dan seolah punya strata di media sosial, atau bahkan bertopeng non partisan membuat kecebong jenis ini punya daya tarik sendiri.
Kecebong Rafidhah
Jenis akun kecebong ini yang kerap membenturkan umat islam. Bermain stigma “pro khilafah” ala HTI, anti pancasila, wahabi, takfir, kepada umat islam yang taat pada sunnah. Kecebong sekterian ini pintar menunggangi dan membawa nama ormas besar islam kemudian membenturkannya dengan ormas islam lainnya. Kecebong jenis ini juga banyak bergerak dibalik dapur pacu media trol untuk framing busuk ulama, bahkan kerap lakukan tuduhan pada ulama ahlul sunnah anti pancasila dan sejenisnya.
Kecebong Islamophobic
Dari namanya saja sudah jelas jenis cebong pembenci islam, syariat islam, dan kerap lakukan framing busuk terhadap ajaran islam. Kecebong ini kerap lakukan tuduhan-tuduhan pada islam bahkan kerap gunakan headline media luar yang kebetulan memberitakan tentang islam. Tokoh islam, partai islam, gerakan islam, semua akan diframing busuk oleh jenis kecebong ini.
Kecebong LGBT
Jenis kecebong yang tentu dari namanya lakukan pembenaran prilaku LGBT (baca; homo, lesbi, banci). Kecebong jenis ini kerap kampanye LGBT dan akan lakukan framing busuk kepada tokoh parpol, tokoh islam, ulama, yang melawan, menolak gagasan para kecebong homo, lesbi dan banci ini.
Demikian jenis kecebong media sosial yang menjadi fenomena di jaman now. Koloni miskin literasi yang biasanya bergerak atas umpan katak medsos untuk lakukan framing busuk, dan kadang fitnah serta hoax di media sosial.
Penulis: Jack Vardan