[PORTAL-ISLAM.ID] Bagi para hipokrit pembenci Islam, Ustadz Abdul Somad adalah ancaman di Pemilu 2019 nanti.
Bayangkan saja jika dalam setiap kali tabligh akbar, kita rata-ratakan ada 5000 jamaah yang mengikuti ceramah Ustadz Abdul Somad (UAS), berapa juta orang yang akan mendengarkan petuah-petuah Ustadz Abdul Somad dalam setahun? Belum ditambah dengan mereka yang menonton lewat Facebook, Youtube, Instagram, dsb.
Satu kali UAS tampil, mungkin bisa mengalahkan puluhan bahkan ratusan kampanye yang digelar oleh para politisi. Coba kita cari, politisi mana yang bisa mengumpulkan manusia sebanyak yang di Aceh kemarin, misalnya, dalam sekali acara dan seorang diri?
Ini ancaman serius buat para pembenci agama di tahun politik 2019 nanti. Puluhan atis-artis dan biduan yang mereka tampilkan untuk merusak moral dan membodohi pemilih, akan tumbang dengan sekali UAS menggelar tabligh akbar.
Ustadz Somad memang bukan politisi, tapi ceramahnya selalu jelas menegaskan bahwa politik harus dijadikan sebagai senjata dakwah untuk membela agama Allah. "Amalan pejabat bukan baca Yasin," kata Ustadz Abdul Somad suatu kali. "Kalau baca Yasin semua bisa. Anak kecil juga bisa. Amalan anggota DPR adalah memasukkan undang-undang yang bermuatan agama." "Gunakanlah kekuasanmu untuk menolong agama Allah!"
Orang komunis-sekular mana yang tidak panas-dingin mendengar ucapan seperti itu? Di sinilah langkah-langkah terukur sudah mulai disusun dan dijalankan untuk menjegal Ustadz Abdul Somad. Atau minimal menjatuhkan reputasi dan nama baik beliau. Ketika Habib Rizieq memilih hijrah ke Saudi, mereka beranggapan penggerak umat ini sudah tidak ada. Jalan mereka menuju 2019 akan mulus tanpa hambatan. Tapi dengan kuasa Allah, Allah menghadirkam Ustadz Abdul Somad yang bahkan lebih besar daya dobraknya dari Habib Rizieq.
Saya memprediksi tahun ini hingga 2019 nanti akan menjadi tahun-tahun berat bagi Ustadz Abdul Somad. Setiap ucapan dan perbuatannya akan dicari titik-titik kelemahannya. Masa lalu dan ceramah-ceramah lamanya akan diacak-acak, dicari kesalahan-kesalahannya walupun kekecil biji sawi, lalu dikorek dan digoreng sana-sini. Bukan tidak mungkin, skenario mangada-adakan kasus seperti yang terjadi kepada Habib Rizieq akan dilakukan juga kepada Ustadz Abdul Somad. Dan akhir tahun 2017 sudah muncul riak-riak itu: pengusiran di Bali, penolakan di Hongkong, pembatalan di PLN dan tuduhan-tuduhan keji di media sosial.
Bukan tidak mungkin godaan harta, tahta dan lainnya telah diiming-imingkan sedemikian rupa untuk mengubah haluan UAS. Kita berdoa semoga UAS dan kita semua tetap diberi kemuatan da istiqamah untuk membela agama Allah ini dari tangan-tangan jahat yang ingin menyingkirkannya dari tanah air kita tercinta ini. Amin.
(Ust. Jauhar Ridloni Marzuq)