[PORTAL-ISLAM.ID] Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) hanya berkomitmen untuk percepatan pembangunan infrastruktur, sementara pertumbuhan ekonomi terus melambat. Hal ini membuat penerimaan pajak juga terus menurun.
Kondisi ini membuat pemerintah malah banyak mencari utang untuk membangun proyek-proyek infrastruktur itu. Hal itu akan menjadi polemik karena utang pemerintah sudah terlalu tinggi.
“Memang dalam satu titik ini belum terlalu menimbulkan polemik. Tapi masalahnya, hal itu menjadi persoalan besar karena kita sudah memiliki akumulasi utang yang tinggi, sehingga menambah posisi kemampuan bayar utang kita jadi lemah,” tandas Direktur INDEF, Enny Sri Hartati di Jakarta, Ahad, 24 Desember 2017.
Di saat yang bersamaan, keseimbangan primer pemerintah sejak tahun lalu dan hingga tahun ini masih defisit. “Hal ini dikarenakan kemampuan utang dalam memberi stimulus perekonomian juga sangat-sangat rendah. Sehingga menjadi perosalan lanjutan pemerintah yang sudah menumpuk itu,” kata dia.
Setelah pemerintah menambah utang lagi, kata dia, idealnya harusnya diprioritaskan untuk pembiayaan infrastruktur yang bisa menjadi refinancing. Supaya tidak menambah beban defisit keseimbangan primer.
“Atau dengan kata lain proyek infrastruktur pemerintah ini minimal bisa refinancing dan tidak gali lubang tutup lubang,” kata dia.
Berarti jika defisit keseimbangan primer itu meningkat, maka pendapatan yang diperoleh pemerintah ini justru jauh lebih kecil dari pada pengeluarannya.
“Pemerintah banyak pengeluaran berupa investasi untuk infrastruktur, tapi belum bisa menghasilkan pendapatan dalam jangka pendek berupa peningkatan ekonomi baru yang bisa menggenjot perpajakan,” kata dia.
Padahal, kalau proyek yang dilakukan ini dapat menciptakan lapangan kerja, maka proyek ini bisa menciptakan lapangan kerja baru. Dengan begitu akan menimbulkan pendapatan yang menjadi sumber konsumi masyarakat.
“Itu yang menjadi daya beli meningkat dan akan menciptakan penerimaan pajak baru. Tapi anehnya saat ini banyak proyek infrastruktur tapi tak membuat penerimaan dari pajak bertambah,” jelas Enny.