[PORTAL-ISLAM.ID] Si Nganu bikin Revolusi Bantal. Bentuk divisi khusus tentara cyber. Ngabisin duit taipan. Ratusan Miliaran. Sa'ik.
His cyber army disebut "Prajurit Bantal". Senjatanya smartphone, meme dan data palsu. Kerjaannya ngebully, sebar fitnah dan hoax sambil baring di atas bantal. Sekali-kali mereka ngikik. Mereka nikmati betul caci-maki.
Dalam praxis perang cybernya, Prajurit Bantal merupakan blending dua super power. Ekspresi Chinese spirit: extra vagant dan masif. Tehnik bully, character assasination, caci-maki shallow, attack on personality are The American Ways.
Militansi Prajurit Bantal mengadopsi spirit Red China Long Marchers. "Revolusi Bantal" ngga lain dari misinterpretasi dan penyimpangan dari Revolusi Besar Kebudayaan Proletar (RBKP) Tiongkok tahun 1965-1975.
RBKP merupakan usaha keras membongkar budaya tradisional. Ekspresi dari materialisme ekstrim. Nggak ada nilai. Agama dibuang. Murid persekusi guru. Logika dibalik-balik. Hanya ada satu fakta: Fakta mereka.
Revolusi Bantal berantakan saat mujahid menyatu. Sadar bahwa medan tempur post modern ada di ruang cyber.
Bagi mujahid cyber, ini Ladang Dakwa. Jihad adalah perang melawan kebatilan. Prajurit Bantal memasukan kejahatan ke dalam cyber world. Semua masalah, mereka persulit.
Tapi saya teringat kata-kata Salahuddin Al Ayyubi, "Saya meminta kekuatan, dan Allah memberi saya kesulitan untuk membuat saya kuat."
Penulis: Zeng Wei Jian