[PORTAL-ISLAM.ID] ISTANBUL - Atas inisiatif Presiden Erdogan, negara-negara OKI (Organisasi Kerjasama Islam) menggelar KTT darurat menyikapi manuver Presiden AS Donald Trump yang mendeklarasikan Yerusalem sebagai ibukota Israel.
KTT OKI yang digelar di Istanbul Turki pada Rabu (13/12/2017) kemarin menyisakan kejanggalan.
Tiga negara penting Arab: Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, tak satupun kepala negaranya yang hadir di KTT OKI. Tiga negara ini hanya mengirim menteri sebagai perwakilan. Saudi mengirim Menteri Urusan Wakaf, sedang Mesir dan UEA mengirim Menlu.
Sudah sangat jelas tiga negara ini tak menganggap penting persoalan Yerusalem Palestina. Walaupun mereka beretorika dengan 1001 lips service.
Tapi yang menakjubkan justru hadirnya Presiden Venezuela Nicolás Maduro, yang notabene bukan Muslim, bukan negara Muslim. Tapi sangat jelas dan tegas dukungan dan pembelaannya untuk Palestina.
Ketidakhadiran kepala negara Saudi-Mesir-UEA makin menguatkan berita yang sudah santer bahwa Trump berani mendeklarasikan Yerusalem sebagai ibukota Israel setelah mendapat 'lampu hijau' dari ketiga negara ini.
Pengamat Timteng menyebut “Several key players, like Egypt, Saudi Arabia and the United Arab Emirates, are unlikely to want to risk their key relationship with Washington for the sake of an anti- Washington OIC statement.” (Beberapa pemain kunci, seperti Mesir, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, tidak mungkin ingin mengambil risiko hubungan kunci mereka dengan Washington demi pernyataan anti-Washington.)
[video - pernyataan Presiden Venezuela Nicolás Maduro di KTT OKI]