[PORTAL-ISLAM.ID] Sejumlah kejuatan membuat waspada pimpinan penjajah Zionis Israel dan bersiaga pasca perayaan 30 tahun berdirinya Gerakan Perlawanan Islam Hamas. Peringatan secara gempita di Jalur Gaza ini membawa sejumlah pesan. Yang paling menonjol adalah dukungan masyarakat yang berdiri di belakang para pemimpin gerakan Hamas, meskipun sudah lengser dari kepemimpinan di Jalur Gaza.
(Suasana Ulang Tahun Hamas ke 30 pekan lalu)
Dukungan ini, berdasarkan pantauan Pusat Informasi Palestina, memunculkan sejumlah ketakutan yang diungkapkan oleh analis politik Zionis Alex Fishman dalam artikel yang dia tulis di surat kabar Zionis “Yedeot Aharonot”. Dia mengatakan, ada indikasi-insikasi yang mengisyaratkan akan ketakutan terhadap kejutan-kejutan yang disembunyikan oleh gerakan Hamas di hari-hari yang akan datang.
Alex Fishman menulis, “Membicaraan tentang penemuan terowongan baru gerakan Hamas di perbatasan Jalur Gaza beberapa pekan yang lalu, adalah penting. Namun nampaknya gerakan Hamas memiliki alternatif-alternatif lain dari para penyelam bersenjata di bawah laut. Ditambah pesawat-pesawat peledak kecil tanpa awak, roket-roket yang diperbaiki serta bom-bom mobil dan motor yang digunakan untuk menjebol tembok di perbatasan.”
Sinwar “Menghilang”
(Sayap militer Hamas, Brigade Izzuddin Al-Qassam)
Menghilangnya komandan Hamas di Jalur Gaza, Yahya Sinwar, tidak urung juga menimbulkan kecurigaan. Penulis Zionis ini mengklaim, “Tidak adanya kemunculan pemimpin Hamas di Jalur Gaza Yahya Sinwar secara intensif ke media belakangan ini, meski dia muncul di acara peringatan 30 tahun berdirinya Hamas, tidak ada penafsiran lain dari “menghilangnya” Sinwar ini kecuali bahwa itu adalah masalah yang sangat mencemaskan. Perilaku ini menyimpang dari aturan. Padahal dulu, dia mengancam untuk terjadinya perang dan knfrontasi dalam waktu dekat.”
Alex Fishman menyatakan bahwa menghilangnya Sinwar dan orang-orangnya dari radar media mulai terjadi tidak lama setelah pidato Trump pada 6 Desember lalu. Ini adalah perilaku tipikal komandan yang bersiap untuk melakukan aksi serangan.
Dia menambahkan, “Ada tafsir lain dari menghilangnya pimpinan Hamas untuk sementara waktu itu. Kemungkinan kuat mereka melakukan pertemuan-pertemuan maraton berkaitan dengan upaya mencari solusi dan mengetahui karakter sensor Israel yang menemukan terowongan-terowongan Hamas. Karena itu mereka menghilang untuk mengkaji alternatif-alternatif lainnya. Entah dengan menambah tingkat penggalian terowongan sebelum selesai pembangunan tembok semen di perbatasan atau meninggalkan senjata terowongan dengan mencari alternatif lain yang lebih bisa membuat jera Israel.”
Alex menduga bahwa apa yang terjadi adalah semacam jatuhnya konsep militer gerakan Hamas. Hamas sedang berada di persimpangan jalan, ungkapnya. Dia menambahkan, “Masalahnya tidak hanya pada kerugian senjata terowongan. Namun sampai kepada tindakan dinas intelijen Zionis Shin Bet di Tepi Barat yang mengamputasi tangan Hamas dan tidak membiaran terjadinya serangan besar. Sejak awal tahun hingga bulan November, Shin Bet telah menggagalkan 130 sel Hamas di Tepi Barat. Kemungkinan kuat pada hari-hari mendatang Hamas akan berusaha melakukan aksi-aksi serangan.”
Perlawanan Baru
Penulis Zionis ini melanjutkan, “Perlombaan senjata Israel menghadapi terowongan Hamas akan segera selesai. Namun Hamas bisa mengambil manfaat dari pemgalaman Hizbullah, yang menggunakan pesawat-pesawat peledak kecil, dan sarana teknologi lainnya yang digunakan oleh dunia. Bila teknologi ini dikirim ke Jalur Gaza, maka dalam setiap beberapa menit akan ada serangan bom ke permukiman-permukiman Yahudi atau ke arus lalu lintas. Ini akan menyebabkan kepanikan di tengah-tengah penduduk Zionis. Realitanya, Hamas benar-benar mengerahkan upaya besar dalam hal itu.”
Alex Fishman menjelaskan, jenis pesawat seperti ini sulit untuk dihadang. Namun dunia dan industri militer sedang mencari solusinya. Ada upaya untuk mengembangkan pesawat kecil yang mampu membawa satu orang dari satu tempat ke tempat lain. Ada kemungkinan lain yang menjadi fokus gerakan Hamas, yaitu apa yang disebut dengan “terowongan laut” yang melintasi sektor laut secara rahasia.
Pada Desember 2016 lalu, Ir. Muhammad Zawari dibunuh di Tunisia. Dia diguna sedang berusaha membuat kapal selam Hamas. Ini terungkap dalam serangan udara terakhir ke Jalur Gaza, yang mengenai gudang peralatan pasukan angkatan laut gerakan Hamas. Ada kemungkinan Hamas menggunakan bom-bom mobil dan motor untuk menembus tembok-tembok yang dibangun penjajah Zionis, ada sektor perang cyber yang sedang berkembang di Jalur Gaza. Selain itu ada sejumlah kejutan dari gerakan Hamas yang tidak kita ketahui. (PIP)