[PORTAL-ISLAM.ID] Drama Jokowi dan mobil Esemka merupakan kisah kacang lupa kulitnya. Tidak dipungkiri Jokowi dibesarkan oleh mobil Esemka kreasi siswa SMK Warga dan SMKN 2 Solo. Mobil Esemka inilah cikal bakal keterpopuleran Jokowi untuk maju ke DKI 1 dan selanjutnya lompat pagar menjadi RI 1.
Siapa masyarakat Indonesia yang kenal Jokowi di bawah tahun 2011? Tidak lebih dan tidak kurang, Jokowi hanya dikenal oleh masyarakat Surakarta dan Solo saat menjabat Wali Kota. Jokowi dikenal masyarakat luas karena liputan berbagai media tentang Jokowi pada tahun 2012 yang memakai mobil rakitan siswa SMK tersebut menjadi kendaraan dinasnya.
Dari pagi bertemu siang dan siang bertemu malam, tidak henti- hentinya media meliput kesuksesan Jokowi mengangkat wajah Solo dengan mobil Esemkanya. Liputan media yang begitu masif kepada sosok Jokowi, seakan- akan tidak ada pejabat lain di negeri ini yang sukses membangun daerahnya dengan segudang prestasi dan penghargaan yang diterimanya.
Jokowi yang terlihat wah di mata masyarakat dengan kesederhanaannya menggunakan mobil Esemka bukan tanpa cacat dalam kinerjanya. Setidaknya ada enam hal yang perlu disoroti dari kinerja Jokowi saat menjabat Wali Kota Solo. Pertama, Jokowi dianggap gagal mengatasi masalah banjir di Solo. Tapi aneh bin ajaibnya, Jokowi bisa menjanjikan penanganan banjir yang lebih baik saat ingin maju di pertarungan Pilgub DKI.
Kedua, persoalan kemacetan. Solo yang merupakan kota kecil saja mengalami permasalahan kemacetan yang pelik. Namun lagi- lagi blow up media terkait Esemka dapat menghilangkan jejak tersebut. Ketiga, manipulasi perjalan dinas. Jokowi yang merupakan kader banteng moncong putih ternyata tidak benar-benar bersih. Kalau bahasa korupsi dikatakan terlalu berlebihan, ya mungkin “nyerempet- nyerempet” anggaran dikit lah.
Keempat, mangkraknya proyek pembangunan Gapura Makhuta di Solo. Trend ini juga dilanjutkan Jokowi dengan hasil 4 proyek yang selesai di tiga tahun jabatannya menjadi presiden. Selanjutnya adalah masalah sampah dan angka kemiskinan yang tinggi di Solo. Semua borok itu tertutupi dengan euforia mobil Esemka.
Mobil Esemka yang digadang- gadang akan menjadi proyek mobil nasional ini sempat beberapa kali melakukan memorandum of understanding (MoU). Pertama Esemka yang didirikan atas kerjasama antara PT Adiperkasa Citra Lestari (ACL) dengan PT Solo Kreasi Manufaktur melakukan MoU dengan Proton Holding Bhd. Kerjasama yang dilakukan hanya sebatas penelitian dan pengembangan (R & D), belum masuk tahap produksi. Kerjasama ini dilakukan setelah beberapa bulan Jokowi menjabat sebagai RI 1.
Namun proyek ini gagal karena Proton dianggap saat itu dianggap mengalami kemerosotan dan kalah bersaing dari produk Jepang dan Cina. Setelah hilang dari pantauan radar, Esemka kembali muncul di awal tahun 2016 dengan perusahaan baru, PT. Adiperkasa Citra Esemka Hero (ACEH). Hal ini memberikan sinyal bahwa proyek Esemka akan hidup kembali. PT. ACEH berencana akan menjalin kerjasama dengan produsen asal Eropa atau China.
Namun lagi- lagi proyek ini hanya membuat anak- anak SMK yang terlanjur sumringah di depan media dulunya menjadi berhiba hati. Lima tahun penantian mereka akan kreasi mereka tak kunjung terealisasi.
Memasuki dua tahun menjelang Pilpres 2019, Jokowi seakan mencoba trik yang sama dengan menjajal mobil buatan anak negeri lagi. Jokowi berencana menjajal mobil listrik buatan mahasiwa ITS pada saat peresmian Tol Sumo.
Menarik untuk melihat perkembangan mobil listrik ini kedepan. Apakah akan menjadi prioroitas proyek mobil nasioanal, atau hanya akan menjadi mobil- mobilan (mainan) Jokowi untuk kembali maju 2019.
Penulis: Benny Salam