[PORTAL-ISLAM.ID] Nama Pastor John Djonga tak asing bagi warga Papua.
Imam diosesan ini memang terkenal akan pelayanan rohani hingga ke pedalaman Papua. Keberaniannya membela kepentingan Papua, telah membawanya pada berbagai tudingan. Mulai dari tudingan provokator massa hingga terlibat dalam kegiatan pro kemerdekaan Papua alias makar.
Berbicara di Jakarta, imam Katolik ini tak ragu menyentil keras pemerintah, bahkan secara blak-blakan mengungkap kebohongan tentang keberhasilan penyeragaman harga Bahan Bakar Minyak di daerah Papua.
Berikut pernyataan Pastor John Djonga yang dikutip dari KOMPAS.
Pastor John Djonga, menyebutkan, kebijakan bahan bakar minyak
(BBM) satu harga di Papua belum berjalan dengan baik.
Ia mengatakan, harga BBM hanya turun seperti di Jawa, saat Presiden Joko Widodo melakukan blusukan di Papua.
Akan tetapi, tak lama setelah Jokowi meninggalkan Papua, harga BBM kembali melonjak.
"Beliau pulang, satu-dua minggu, harga kembali 'normal'," kata John, saat berbicara dalam Seminar Nasional 'Tiga Tahun Pemerintahan Jokowi-JK di Papua', di Auditorium LIPI, Jakarta, Senin 18 Desember 2017.
John mengatakan, ia memantau langsung kondisi ini di Yahukimo, Papua.
Saat Jokowi baru mencanangkan program BBM satu harga di kabupaten itu pada Oktober 2016, John mengakui bahwa harganya sama seperti di Jawa, yakni Rp 6.450 per liter untuk premium, dan Rp 5.150 per liter untuk solar.
"Sekarang sudah Rp 30.000 lagi. Bahkan dalam rangka tahun baru dan Natal, tahun lalu kami sampai Rp 100.000," ucap John.
John mengatakan, program BBM satu harga ini sebenarnya sangat baik bagi masyarakat Papua. Sayangnya, kata dia, program ini belum bisa berjalan jika tak ada pengawasan.
"Lalu siapa yang harus monitoring dan harus menangani? Sementara pejabat di tanah itu, bupatinya banyak di Jayapura atau di Jakarta," kata John.
Pencanangan BBM satu harga dilakukan Jokowi di Bandara Nop Goliat Dekai, Yahukimo, Selasa 18 Oktober 2016.
Dalam sambutannya, Jokowi menegaskan bahwa harga BBM di seluruh wilayah Papua dan Papua Barat harus sama dengan wilayah lain, yakni Rp 6.450 per liter untuk premium.
Jokowi menilai, ada ketidakadilan selama bertahun-tahun karena harga premium di wilayah terpencil di Papua bisa mencapai Rp 100.000 rupiah per liter.
Saat itu, Jokowi mengatakan, Pertamina sudah melakukan sejumlah langkah untuk menurunkan harga BBM di Papua. Pertama adalah dengan mengembangkan sembilan lembaga penyalur BBM.
Kapasitas penyimpanan BBM di penyalur juga diperbesar. Selain itu, Pertamina juga sudah membeli dua pesawat Air Tractor AT-802 yang bisa mengangkut 4.000 liter BBM untuk didistribusikan ke daerah yang sulit dijangkau lewat jalur darat.
Jokowi berharap praktik penyaluran BBM di lapangan berjalan sesuai harapan. Ia mengingatkan jangan sampai BBM yang sudah dijual murah hanya dikuasai oleh kelompok tertentu dan kembali dijual dengan harga yang mahal kepada masyarakat.
--------
Keberanian Pastor John mengkritik pemerintah dan membela warga Papua tak usah doragukan lagi. Jika keberanian yang sama dilakukan oleh pemuka Islam, bisa dipastikan, pemuka Islam akan bernasib seperti Ust. Alfian Tandjung yang kini dijebloskan ke penjara.
Akankah Pastor John diperlakukan seperti Ust. Alfian oleh pemerintah?