"Ujian Ukhuwah Di Garut"
Ummat ini sedang menghadapi ujian ukhuwah, sesuatu yang sangat penting dalam Islam. Sebab perselisihan diantara ummat adalah yang dikhawatirkan Rasulullah ﷺ.
Baru-baru ini, muncul para penafsir Pancasila, yang selalu membenturkan antara Islam dan Pancasila, bahkan mereka beranggapan Pancasila itu lebih daripada Islam.
Padahal katanya Pancasila itu berasal dari Islam, logikanya saat orang menerapkan dan mempraktekkan Islam, pastilah sudah mencakup Pancasila, tapi mereka tidak terima.
Selain menuduh selain mereka sebagai anti-Pancasila, mereka juga sibuk menunjuk yang lain sebagai radikal, intoleran, anti-kebhinekaan, dan segala klaim buruk lainnya.
Disaat yang sama, mengaku sebagai yang paling toleran, paling bhinneka, paling damai, paling berjasa, paling kontributif. Segala hal yang baik pasti tesemat pada mereka.
Anehnya, selama ini yang selalu mempromosikan kedamaian, toleransi, kebhinekaan, justru sekarang jadi ujian dalam merajut ukhuwah diantara ummat Muslim sendiri.
Atas nama menolak penceramah yang "tidak menyejukkan", malah membuat situasi jadi menegangkan. Merasa terlukai tapi tidak merasa melukai hampir semua kaum Muslim.
Mau sampai kapan seperti ini? Saat satu kelompok boleh menafsirkan Pancasila sesukanya, lalu 'mengharamkan' dan 'menghalalkan' kelompok lain sesuai kehendaknya?
Memang kita harus bersabar dengan saudara sesama Muslim, walau terus-menerus diperlakukan dengan sewenang-wenang, tapi disitulah ujian ukhuwah, ujian keimanan.
Ujian saat ini, adalah mencabut duri tanpa memotong daging, memperbaiki tanpa menyakiti. Dan seperti nasihat para ulama, bersabarlah dan ikhlaslah hanya pada Allah.
Kita pun harus terus semakin dewasa, agar bisa mengubah tanpa marah-marah, tetap benar dalam sabar, menasihati tanpa mencaci, walau sulit dan makan waktu tak sedikit.
Sebab ada yang mencoba mengadu diantara kaum Muslim, disitu kita harus banyak-banyak berdoa pada Allah, semoga para ulama, habaib dan kyai, diikatkan hatinya dalam iman.***