[PORTAL-ISLAM.ID] Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo akan segera memasuki masa pensiun pada Maret 2018 mendatang. Namun kini, santer beredar adanya desakan dari sejumlah kalangan yang ditujukan kepada Presiden Jokowi agar segera mengganti Panglima TNI, sebelum masa pensiunnya tiba.
Siapa saja kelompok yang begitu bernafsu ingin menurunkan Panglima TNI Gatot Nurmantyo?
Tercatat ada beberapa lembaga swadaya masyarakat yang menginginkan Panglima TNI Gatot Nurmantyo segera lengser.
Mereka adalah Imparsial, Elsam, Kontras, Setara Institute, HRWG, Institut Demokrasi, Indonesian Corruption Watch (ICW), dan Lingkar Madani Indonesia. LSM-LSM tersebut kini tergabung dalam sebuah koalisi yang mereka sebut Koalisi Masyarakat Sipil.
Koalisi ini mendesak Presiden Joko Widodo untuk segera mengganti Panglima TNI.
”Kami memandang sudah semestinya Presiden Jokowi untuk segera melakukan proses pergantian panglima mengingat Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dalam waktu dekat akan memasuki masa pensiun,” ujar Wakil Direktur Imparsial Gufron Mabruri saat menggelar konferensi pers di kantornya, Tebet, Jakarta, Ahad, 12 November 2017.
Menurut Imparsial, pergantian Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dinilai mendesak. Setidaknya prosesnya perlu dilakukan akhir bulan ini. Alasannya, Gatot akan memasuki masa pensiun Maret 2018. Artinya, terhitung empat bulan lagi. DPR dapat mempertimbangkan nama-nama yang nantinya diajukan Presiden Joko Widodo tersebut. Sebab, mereka lah yang akan melakukan fit and proper test atau uji kepatutan dan kelayakan melalui Komisi I.
Selain itu, publik pun bisa memberikan masukan sosok yang cocok untuk menjadi petinggi di tubuh militer itu.
“Memang otoritas ada di presiden. Tapi masukan akan jauh lebih baik,” tegasnya.
Tak hanya itu, proses pergantian dalam waktu dekat juga akan memajukan dinamika regenerasi di tubuh TNI supaya lebih baik untuk menciptakan penyegaran.
“Panglima TNI angkatan 1982, sebagian besar di Kepolisian sudah pensiun. Kita butuh proses refreshing panglima TNI,” imbuhnya.
Proses pergantian panglima nantinya, kata dia, juga jangan dilihat sebatas pergantian sosok. Namun, perlu dilihat sebagai kepemimpinan yang mampu melakukan reformasi di tubuh TNI.
Sumber: PanjiMas
---------
Benarkah sesepele itu alasannya? Entahlah.
Sikap keras Panglima TNI kepada kelompok simpatisan paham komunisme memang tak dibuat-buat. Begitu pula sikapnya dalam menjaga keutuhan NKRI dari infiltrasi asing dalam bentuk apapun, termasuk dana bantuan tunai dari lembaga donor.
Sikap keras dan tegas inilah yang diyakini membuat "gerah" beberapa LSM.